Kemenangan
Nafsu dan Permusuhan Setan
Mukasyafatul Qulub |
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya setan berjalan dalam diri
anak Adam bersama peredaran darah, maka persempitlah jalannya dengan lapar.”
Sesungguhnya
manusia yang paling dekat dengan Allah
SWT besok hari kiamat adalah orang yang lebih lama menahan lapar dan haus,
dan sesungguhnya dosa yang paling besar dan merusakkan Anak Adam adalah keinginan perut. Dengan keinginan perut itu pula Adam dan Hawa di usir dari perkampungan abadi (Surga) kepada perkampungan hina
dan miskin (Dunia).
Waktu Tuhan melarang mereka untuk makan buah Syajarah, keinginan nafsu mereka mengalahkannya dan tetap saja
mereka makan. Akhirnya tampaklah baginya kedua aurat mereka. Perut adalah
sumber segala keinginan nafsu menurut hakikatnya.
Sementara seorang ahli hikmah berkata: “Barangsiapa
yang dikuasai nafsu, dia menjadi tawanan dalam mencintai keinginan-keinginannya
dan terkurung dalam kesalahan-kesalahannya serta nafsu itu akan menghalangi
hatinya dari segala macam faedah. Barang siapa menyiram bumi dari
anggota-anggota tubuh dengan kesenangan nafsu, maka dia telah menanam pohon
penyesalan di hatinya. Sesungguhnya Allah
SWT menciptakan makhluk atas tiga macam. Dia menciptakan malaikat, menyusun
dalam diri mereka akal dan tidak menyusun dalam diri mereka keinginan. Dia
menciptakan binatang, menyusun di dalamnya keinginan, dan tidak menyusun di
dalamnya akal, maka manusia lebih baik daripadanya. Barangsiapa akalnya
mengalahkan keinginan nafsunya, maka dia lebih baik dari malaikat.”
Ibrahim Al-Khawwash berkata:
“Aku pernah
berada di gunung Lukam dan aku
melihat buah delima disana, aku menginginkannya. Aku mengambilnya buah delima
itu sebuah dan membelahnya, tetapi aku temukan dia masam, maka aku berlalu
meninggalkannya.”
Kulihat
seorang laki-laki terlempar dan dikerumuni beberapa lebah. Aku memberinya
salam, ‘Assalamu’alaika’.
Dia menjawab kepadaku, ‘Wa’alaikas
salam ya Ibrahim’.
Aku berkata:
‘Kulihat
engkau mempunyai urusan dengan Allah. Maka hendaklah engkau minta kepada-Nya
untuk menyelamatkanmu dari serangan lebah-lebah ini’.
Dia berkata:
‘Dan sesungguhnya aku pun melihat engkau memiliki
kedudukan di sisi Allah. Maka hendaklah engkau minta kepada-Nya untuk
menyelamatkanmu dari keinginan terhadap delima. Karena delima, manusia akan
menemukan sakitnya di dunia. Lagi pula sengatan lebah terletak pada tubuh dan
sengatan keinginan nafsu terhadap hati’. Aku berlalu dan meninggalkannya.
Keinginan nafsu membuat seorang raja menjadi
hamba dan kesabaran akan membuat hamba-hamba menjadi raja. Tidakkah kau tahu
cerita Nabi Yusuf AS dan Zulaikha? Nabi Yusuf benar-benar menjadi raja Mesir berkat kesabarannya dan Zulaikha
menjadi seorang yang hina, nista, miskin, tua bangka lagi buta akibat keinginan
nafsunya, karena Zulaikha tidak
tabah terhadap cintanya kepada Nabi
Yusuf.
Abul-Hasan
Ar-Razi menceritakan, sesungguhnya dia melihat ayahnya di dalam mimpi dua
tahun setelah kematiannya, dia memakai pakaian dari aspal. Dia bertanya kepada
ayahnya: “Hai
bapak, mengapa aku melihatmu dalam keadaan sebagai ahli Neraka?”
dia
menjawab: “Hai
anak-anakku, waspadalah kamu dari tipu daya nafsumu.”
“Sesungguhnya aku
diuji dengan empat perkara yang semuanya tidaklah menguasai, hanya karena
sangat celaka dan kepayahanku. Iblis, dunia, nafsuku da keinginan. Bagaimana
untuk menyelamatkan diri, semuanya adalah musuhku. Dan aku lihat
bisikan-bisikan hatiku mengajak untuk mengikuti hawa nafsu d dalam kegelapan,
kesenangan dan pendapat.”
Berkata Hatim
Al-Asham: “Nafsuku
sangat tangguh (dia selalu aku hadapi sebagai musuh), ilmuku adalah pedangku,
dosaku adalah kerugianku dan setan adalah musuhku serta aku adalah orang yang
berkhianat kepada diriku sendiri.”
Diceritakan dari seorang ahli makrifat,
bahwasanya dia berkata, Jihad itu ada tiga macam:
a.
Jihad
menghadapi orang-orang kafir, yaitu jihad lahir seperti yang ada dalam firman Allah SWT: “Mereka berjihad di jalan Allah.” (QS.Al-Maidah:54)
b.
Jihad
terhadap orang batil, dengan memberikan pengertian dan hujjah (argumentasi), seperti firman Allah SWT: “Dan
bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS.An-Nahl:125)
c.
Jihad
melawan nafsu yang suka memerintahkan kejahatan, seperti yang ada dalam firman Allah SWT: “Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami, benar-benar akan Kami
tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS.Al-Ankabut:69)
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Yang paling utama dari jihad adalah jihad melawan
nafsu.” Demikian pula para sahabat
ridhwanullahi
alaihim pada waktu mereka pulang dari jihad menghadapi orang kafir,
mereka berkata: “Kita
telah kembali dari perang kecil menuju kepada perang yang lebih besar.”
Mereka menyebutkan jihad menghadapi hawa, nafsu dan setan dengan jihad
terbesar, karena jihad dengan orang kafir terjadi dalam suatu waktu dan tidak
pada waktu yang lain.
Karena orang yang berperang bisa melihat musuh tetapi orang tidak dapat melihat setan dan perang melawan musuh yang dapat dilihat adalah lebih mudah daripada berperang menghadapi musuh yang tidak dapat dilihat. Disamping itu setan memiliki pembantu dalam dirimu, yaitu hawa nafsu sedang orang kafir tidaklah memiliki pembantu di dalam tubuhmu. Sebab itulah berperang melawan nafsu adalah lebih berat. Sesungguhnya apabila kamu dapat membunuh orang kafir, engkau akan menemukan kemenangan dan rampasan perang dan kalau orang kafir membunuhmu, kamu akan mati syahid dan mendapat surga. Tetapi dengan setan engkau tidak dapat membunuhnya dan apabila setan sampai membunuhmu, engkau akan jatuh dalam siksaan Tuhan. Seperti telah disebutkan: “Barangsiapa kudanya lari dari tangannya dalam peperangan, kuda itu akan jatuh ke tangan orang-orang kafir dan barangsiapa imannya lari dari dirinya, dia akan jatuh dalam kemurkaan Tuhan Yang Maha Perkasa. Na’udzu billah minhu. Barangsiapa jatuh ke dalam kekuasaan orang-orang kafir, tidaklah tangannya terbelenggu pada lehernya, kakinya tidaklah diikat, tidak sampai lapar perutnya dan tidak telanjang tubuhnya, sedang orang yang jatuh dalam kemurkaan Tuhan akan menjadi hitam mukanya, tangannya terbelenggu pada lehernya dengan rantai, diikat kakinya dengan tali-tali neraka, makanannya api, minumannya api dan pakaiannya pun dari api.”
2. Takut Kepada Allah
3. Sabar dan Sakit
4. Riyadhan dan Kesenangan Nafsu
5. Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
6. Kelengahan
7. Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
8. Tobat
9. Kecintaan
10. Rindu
11. Taat Kepada Allah, Mencintai-Nya dan Mencintai utusannya Nabi Muhammad SAW
12. Iblis dan Siksanya
13. Amanat
14. Menyempurnakan Shalat Dengan Khudu’ dan Khusyu’
15. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar
16. Setan
17. Amanat dan Tobat
18. Keutamaan Kasih Sayang
19. Khusyu’ dalam Shalat
20. Menggunjing dan Mengadu Domba
21. Zakat
22. Zina
23. Silatur Rahmi dan Hak-hak Kedua Orang Tua
24. Berbakti Kepada Orang Tua
25. Zakat dan Kekikiran
26. Angan-angan yang Muluk
27. Menjalankan Taat dan Meninggalkan Perbuatan Haram
28. Ingat Mati
29. Beberapa Langit dan Jenis-jenis yang berbeda
30. Kursi dan Arasy, Malaikat Muqorrobin, Rezeki dan Tawakal
31. Di Dalam Meninggalkan Duniawi dan Tercelanya Apa yang Ada Di Dalamnya
32. Tercelanya Dunia
Karena orang yang berperang bisa melihat musuh tetapi orang tidak dapat melihat setan dan perang melawan musuh yang dapat dilihat adalah lebih mudah daripada berperang menghadapi musuh yang tidak dapat dilihat. Disamping itu setan memiliki pembantu dalam dirimu, yaitu hawa nafsu sedang orang kafir tidaklah memiliki pembantu di dalam tubuhmu. Sebab itulah berperang melawan nafsu adalah lebih berat. Sesungguhnya apabila kamu dapat membunuh orang kafir, engkau akan menemukan kemenangan dan rampasan perang dan kalau orang kafir membunuhmu, kamu akan mati syahid dan mendapat surga. Tetapi dengan setan engkau tidak dapat membunuhnya dan apabila setan sampai membunuhmu, engkau akan jatuh dalam siksaan Tuhan. Seperti telah disebutkan: “Barangsiapa kudanya lari dari tangannya dalam peperangan, kuda itu akan jatuh ke tangan orang-orang kafir dan barangsiapa imannya lari dari dirinya, dia akan jatuh dalam kemurkaan Tuhan Yang Maha Perkasa. Na’udzu billah minhu. Barangsiapa jatuh ke dalam kekuasaan orang-orang kafir, tidaklah tangannya terbelenggu pada lehernya, kakinya tidaklah diikat, tidak sampai lapar perutnya dan tidak telanjang tubuhnya, sedang orang yang jatuh dalam kemurkaan Tuhan akan menjadi hitam mukanya, tangannya terbelenggu pada lehernya dengan rantai, diikat kakinya dengan tali-tali neraka, makanannya api, minumannya api dan pakaiannya pun dari api.”
Artikel Menarik yang lainnya:1. Takut
2. Takut Kepada Allah
3. Sabar dan Sakit
4. Riyadhan dan Kesenangan Nafsu
5. Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
6. Kelengahan
7. Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
8. Tobat
9. Kecintaan
10. Rindu
11. Taat Kepada Allah, Mencintai-Nya dan Mencintai utusannya Nabi Muhammad SAW
12. Iblis dan Siksanya
13. Amanat
14. Menyempurnakan Shalat Dengan Khudu’ dan Khusyu’
15. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar
16. Setan
17. Amanat dan Tobat
18. Keutamaan Kasih Sayang
19. Khusyu’ dalam Shalat
20. Menggunjing dan Mengadu Domba
21. Zakat
22. Zina
23. Silatur Rahmi dan Hak-hak Kedua Orang Tua
24. Berbakti Kepada Orang Tua
25. Zakat dan Kekikiran
26. Angan-angan yang Muluk
27. Menjalankan Taat dan Meninggalkan Perbuatan Haram
28. Ingat Mati
29. Beberapa Langit dan Jenis-jenis yang berbeda
30. Kursi dan Arasy, Malaikat Muqorrobin, Rezeki dan Tawakal
31. Di Dalam Meninggalkan Duniawi dan Tercelanya Apa yang Ada Di Dalamnya
32. Tercelanya Dunia
No comments:
Post a Comment