Sunday, September 11, 2016

Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan

Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
Mukasyafatul Qulub
   Seyogyanya bagi orang yang berakal, mengekang keinginan nafsunya dengan lapar karena kelaparan adalah pengekangan terhadap musuh Allah SWT dan kesuburan setan adalah kesenangan nafsu, makanan, minuman.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya setan berjalan dalam diri anak Adam bersama peredaran darah, maka persempitlah jalannya dengan lapar.”
Sesungguhnya manusia yang paling dekat dengan Allah SWT besok hari kiamat adalah orang yang lebih lama menahan lapar dan haus, dan sesungguhnya dosa yang paling besar dan merusakkan Anak Adam adalah keinginan perut. Dengan keinginan perut itu pula Adam dan Hawa di usir dari perkampungan abadi (Surga) kepada perkampungan hina dan miskin (Dunia). Waktu Tuhan melarang mereka untuk makan buah Syajarah, keinginan nafsu mereka mengalahkannya dan tetap saja mereka makan. Akhirnya tampaklah baginya kedua aurat mereka. Perut adalah sumber segala keinginan nafsu menurut hakikatnya.

   Sementara seorang ahli hikmah berkata: “Barangsiapa yang dikuasai nafsu, dia menjadi tawanan dalam mencintai keinginan-keinginannya dan terkurung dalam kesalahan-kesalahannya serta nafsu itu akan menghalangi hatinya dari segala macam faedah. Barang siapa menyiram bumi dari anggota-anggota tubuh dengan kesenangan nafsu, maka dia telah menanam pohon penyesalan di hatinya. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan makhluk atas tiga macam. Dia menciptakan malaikat, menyusun dalam diri mereka akal dan tidak menyusun dalam diri mereka keinginan. Dia menciptakan binatang, menyusun di dalamnya keinginan, dan tidak menyusun di dalamnya akal, maka manusia lebih baik daripadanya. Barangsiapa akalnya mengalahkan keinginan nafsunya, maka dia lebih baik dari malaikat.”
Bergabunglah bersama kami dalam perdagangan Nasional
   Ibrahim Al-Khawwash berkata: “Aku pernah berada di gunung Lukam dan aku melihat buah delima disana, aku menginginkannya. Aku mengambilnya buah delima itu sebuah dan membelahnya, tetapi aku temukan dia masam, maka aku berlalu meninggalkannya.”
Kulihat seorang laki-laki terlempar dan dikerumuni beberapa lebah. Aku memberinya salam, ‘Assalamu’alaika’. Dia menjawab kepadaku, ‘Wa’alaikas salam ya Ibrahim’.
Aku berkata: ‘Kulihat engkau mempunyai urusan dengan Allah. Maka hendaklah engkau minta kepada-Nya untuk menyelamatkanmu dari serangan lebah-lebah ini’.
Dia berkata: ‘Dan sesungguhnya aku pun melihat engkau memiliki kedudukan di sisi Allah. Maka hendaklah engkau minta kepada-Nya untuk menyelamatkanmu dari keinginan terhadap delima. Karena delima, manusia akan menemukan sakitnya di dunia. Lagi pula sengatan lebah terletak pada tubuh dan sengatan keinginan nafsu terhadap hati’. Aku berlalu dan meninggalkannya.

   Keinginan nafsu membuat seorang raja menjadi hamba dan kesabaran akan membuat hamba-hamba menjadi raja. Tidakkah kau tahu cerita Nabi Yusuf AS dan Zulaikha? Nabi Yusuf benar-benar menjadi raja Mesir berkat kesabarannya dan Zulaikha menjadi seorang yang hina, nista, miskin, tua bangka lagi buta akibat keinginan nafsunya, karena Zulaikha tidak tabah terhadap cintanya kepada Nabi Yusuf.
   Abul-Hasan Ar-Razi menceritakan, sesungguhnya dia melihat ayahnya di dalam mimpi dua tahun setelah kematiannya, dia memakai pakaian dari aspal. Dia bertanya kepada ayahnya: “Hai bapak, mengapa aku melihatmu dalam keadaan sebagai ahli Neraka?”
dia menjawab: “Hai anak-anakku, waspadalah kamu dari tipu daya nafsumu.”

“Sesungguhnya aku diuji dengan empat perkara yang semuanya tidaklah menguasai, hanya karena sangat celaka dan kepayahanku. Iblis, dunia, nafsuku da keinginan. Bagaimana untuk menyelamatkan diri, semuanya adalah musuhku. Dan aku lihat bisikan-bisikan hatiku mengajak untuk mengikuti hawa nafsu d dalam kegelapan, kesenangan dan pendapat.”

   Berkata Hatim Al-Asham: “Nafsuku sangat tangguh (dia selalu aku hadapi sebagai musuh), ilmuku adalah pedangku, dosaku adalah kerugianku dan setan adalah musuhku serta aku adalah orang yang berkhianat kepada diriku sendiri.”
   Diceritakan dari seorang ahli makrifat, bahwasanya dia berkata, Jihad itu ada tiga macam:
a.       Jihad menghadapi orang-orang kafir, yaitu jihad lahir seperti yang ada dalam firman Allah SWT: “Mereka berjihad di jalan Allah.” (QS.Al-Maidah:54)
b.      Jihad terhadap orang batil, dengan memberikan pengertian dan hujjah (argumentasi), seperti firman Allah SWT: “Dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS.An-Nahl:125)
c.       Jihad melawan nafsu yang suka memerintahkan kejahatan, seperti yang ada dalam firman Allah SWT: “Dan orang-orang yang berjihad untuk Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami.” (QS.Al-Ankabut:69)


   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Yang paling utama dari jihad adalah jihad melawan nafsu.” Demikian pula para sahabat  ridhwanullahi alaihim pada waktu mereka pulang dari jihad menghadapi orang kafir, mereka berkata: “Kita telah kembali dari perang kecil menuju kepada perang yang lebih besar.” Mereka menyebutkan jihad menghadapi hawa, nafsu dan setan dengan jihad terbesar, karena jihad dengan orang kafir terjadi dalam suatu waktu dan tidak pada waktu yang lain. 
Al-Matjar ar-Raabih

Karena orang yang berperang bisa melihat musuh tetapi orang tidak dapat melihat setan dan perang melawan musuh yang dapat dilihat adalah lebih mudah daripada berperang menghadapi musuh yang tidak dapat dilihat. Disamping itu setan memiliki pembantu dalam dirimu, yaitu hawa  nafsu sedang orang kafir tidaklah memiliki pembantu di dalam tubuhmu. Sebab itulah berperang melawan nafsu adalah lebih berat. Sesungguhnya apabila kamu dapat membunuh orang kafir, engkau akan menemukan kemenangan dan rampasan perang dan kalau orang kafir membunuhmu, kamu akan mati syahid dan mendapat surga. Tetapi dengan setan engkau tidak dapat membunuhnya dan apabila setan sampai membunuhmu,  engkau akan jatuh dalam siksaan Tuhan. Seperti telah disebutkan: “Barangsiapa kudanya lari dari tangannya dalam peperangan, kuda itu akan jatuh ke tangan orang-orang kafir dan barangsiapa imannya lari dari dirinya, dia akan jatuh dalam kemurkaan Tuhan Yang Maha Perkasa. Na’udzu billah minhu. Barangsiapa jatuh ke dalam kekuasaan orang-orang kafir, tidaklah tangannya terbelenggu pada lehernya, kakinya tidaklah diikat, tidak sampai lapar perutnya dan tidak telanjang tubuhnya, sedang orang yang jatuh dalam kemurkaan Tuhan akan menjadi hitam mukanya, tangannya terbelenggu pada lehernya dengan rantai, diikat kakinya dengan tali-tali neraka, makanannya api, minumannya api dan pakaiannya pun dari api.”


Artikel Menarik yang lainnya:
1. Takut
2. Takut Kepada Allah
3. Sabar dan Sakit
4. Riyadhan dan Kesenangan Nafsu
5. Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
6. Kelengahan
7. Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
8. Tobat
9. Kecintaan
10. Rindu
11. Taat Kepada Allah, Mencintai-Nya dan Mencintai utusannya Nabi Muhammad SAW
12. Iblis dan Siksanya
13. Amanat
14. Menyempurnakan Shalat Dengan Khudu’ dan Khusyu’
15. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar
16. Setan
17. Amanat dan Tobat
18. Keutamaan Kasih Sayang
19. Khusyu’ dalam Shalat
20. Menggunjing dan Mengadu Domba
21. Zakat
22. Zina
23. Silatur Rahmi dan Hak-hak Kedua Orang Tua
24. Berbakti Kepada Orang Tua
25. Zakat dan Kekikiran
26. Angan-angan yang Muluk
27. Menjalankan Taat dan Meninggalkan Perbuatan Haram
28. Ingat Mati
29. Beberapa Langit dan Jenis-jenis yang berbeda
30. Kursi dan Arasy, Malaikat Muqorrobin, Rezeki dan Tawakal
31. Di Dalam Meninggalkan Duniawi dan Tercelanya Apa yang Ada Di Dalamnya
32. Tercelanya Dunia

No comments:

Post a Comment