Monday, September 26, 2016

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

 Ibnu Mas’ud berkata, “Kami telah bertemu pada Rasulullah SAW di dalam rumah ibu kita, Aisyah r.a ketika telah dekat waktu perpisahan. Beliau memandang kepada kami dan kedua matanya melelahkan air mata. Kemudian beliau bersabda:

Timbangan Amal dan Shirath

   Abu Dawud meriwayatkan dari Al-Hasan. Hasan dari Aisyah, sesungguhnya dia menangis. Bersabdalah Rasulullah SAW: “Apa yang membuatmu menangis.!”
Dia berkata, “Aku mengingat Neraka lalu aku menangis. Lalu apakah engkau mengingat keluargamu pada hari kiamat?”

Peringatan Azab Jahanam

   Bukhari meriwayatkan, paling banyak doa Nabi Muhammad SAW adalah, “Ya Tuhan kami, berilah pada kami kebaikan di dunia dan di akhirat. Peliharalah kami dari siksa Neraka.”
Abu Ya’la meriwayatkan, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah berkhutbah, “Janganlah kamu melupakan dua hal besar, yaitu Surga dan Neraka.”
Lalu beliau menangis sehingga mengalir air matanya sampai membasahi jenggotnya.

Jenazah dan Kubur


 Ketahuilah, jenazah-jenazah ini merupakan suatu pelajaran bagi orang yang memiliki mata hati, peringatan dan pemberitahuan. Hal itu bukan untuk orang yang mempunyai kelengahan, karena sesungguhnya menyaksikan jenazah-jenazah itu tidak menambah keimanan mereka, kecuali bertambah keras hati. Sebab mereka menyangka, bahwa mereka akan melihat jenazah orang lain dan tidak beranggapan bahwa sesungguhnya mereka pasti akan dipikul di atas usungan. Atau mereka juga beranggapan, tetapi dalam waktu dekat tidak memperkirakan.

Keutamaan Menyuguhi Orang Fakir

   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Janganlah kamu membuat beban (penderitaan) kepada tamu, lalu kamu membuat benci dia. Barangsiapa yang membuat benci tamu, maka dia benar-benar membuat benci Allah. Barangsiapa yang membuat benci Allah, maka Allah akan membuatnya benci.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tiada kebaikan bagi orang yang tidak menjamu.”

Keutamaan Hari Asyura’

 
Ibnu Abbas r.a berkata, Rasulullah SAW datang di Madinah, lalu beliau menemukan orang-orang Yahudi sedang berpuasa hari Asyura’. Beliau bertanya pada mereka. Mereka menjawab, “Sesungguhnya hari ini Allah memenangkan Musa dan Bani Israil atas kaum Fir’aun. Maka kami puasa hari itu, untuk mengagungkannya.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Kami adalah orang-orang yang lebih berhak dengan Musa daripada kamu.” Lalu beliau memerintahkan untuk berpuasa.

Keutamaan Sepuluh Hari Bulan Dzulhijjah

   Ibnu Abbas meriwayatkan, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiada hari-hari yang amal di dalamnya, lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini.” Yakni sepuluh hari di bulan itu.
Mereka berkata, “Dan juga tidak ada jihad di jalan Allah SWT?”
Beliau bersabda: “Dan tidak ada jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu dari itu.”

Keutamaan Hari Raya

Keutamaan Hari Raya
   Hari permulaan bulan Syawal dan hari tanggal ke sepuluh dari bulan Dzulhijjah disebut Id (hari raya), karena orang-orang mukmin kembali taat pada Allah SWT. Yakni orang-orang mukmin menunaikan dua buah kewajiban berupa Puasa Ramadhan dan Ibadah Haji. Juga karena orang-orang mukmin taat kepada Rasulullah SAW, yang tidak lain adalah puasa enam hari di dalam Syawal dan bersiap-siap untuk berziarah pada Nabi Muhammad SAW. juga karena berulangnya hal itu setiap tahun. Disamping itu karena banyaknya kebiasaan-kebiasaan Allah, di bulan itu dengan kebaikan dan karena kembalinya kegembiraan. Pertama-tama hari raya yang dishalatkan oleh Rasulullah SAW adalah hari raya Idul Fitri dalam tahun dua Hijrah dan beliau tidak pernah meninggalkannya. Jadi, dia adalah sunah yang dikukuhkan.
   Abu Hurairah r.a berkata, “Hiasilah hari raya-hari rayamu dengan membaca takbir.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca ‘Subhanallah wa bi hamdihi’ pada hari raya sebanyak tiga ratus kali dan menghadiahkannya untuk orang-orang muslimin yang telah mati, maka masuklah dalam setiap kubur seribu macam nur dan Allah akan menjadikan kuburnya kelak kalau dia mati seribu nur pula.”
   Wahb bin Munabih r.a berkata, sesungguhnya iblis memekik pada setiap hari raya. Lalu anak buah iblis berkumpul mengerumuninya dan bertanya, “Hai tuan kami, apakah yang menyebabkan kemarahanmu?”
Dia berkata, “Sesungguhnya Allah SWT benar-benar telah mengampuni umat Muhammad SAW. pada hari ini. Maka kamu harus menyibukkannya dengan segala macam kelezatan dan kesenangan nafsu.”
   Wahb juga berkata, sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan surga pada hari raya Idul Fitri, memilih Jibril menurunkan wahyu dan menerima tobat tukang sihir-tukang sihir Fir’aun juga pada hari raya Idul Fitri. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang berdiri beribadah pada malam hari raya dengan mencari pahala, maka hatinya tidak akan mati di mana pada hari itu hati-hati ini pada mati.”

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Keutamaan Malam Lailatul Qodar

Keutamaan Malam Lailatul Qadar
   Ibnu Mas’ud r.a berkata, “Disebutkan kepada Rasulullah SAW seorang laki-laki dari Bani Isra’il membawa pedang di atas pundaknya dalam jalan Allah selama seribu bulan. Rasulullah SAW kagum akan hal itu dan mengharapkan itu untuk umatnya.
Beliau bersabda: “Ya Tuhanku, Engkau telah menjadikan umatku yang paling pendek umurnya di antara umat-umat yang ada dan yang paling sedikit amalnya.”
Lalu Allah memberikan kepadanya Lailatul Qadar, lebih utama dari seribu bulanyaitu masa seperti yang dimiliki oleh laki-laki bangsa Isra’il yang mengangkat pedang dalam sabilillah- bagi beliau sendiri juga umatnya sampai hari kiamat.”
   Jadi, dia adalah termasuk di antara keistimewaan-keistimewaan umat ini.
Dikatakan, “Nama laki-laki itu adalah Syam’un. Dia memerangi musuh selama seribu bulan dan tidak pernah kering pelana kudanya serta selalu mengalahkan orang-orang kafir berkat kekuatan dan keberanian yang diberikan Allah. Hati orang kafir itu terasa sempit dibuatnya. Maka mereka mengirimkan seorang utusan kepada istrinya dan menjamin satu baki emas kalau dia dapat mengikat Syam’un, memenjarakannya dalam sebuah rumah, sehingga mereka merasa tenang. Ketika dia tidur, pada suatu malam, perempuan itu mengikatnya dengan tali ijuk. Setelah dia terbangun, dia menggerakkan anggota tubuhnya hingga memutuskan tali.
Dia bertanya pada istrinya, “Mengapa kamu melakukan itu?”
Istrinya berkata, “Aku hanya ingin menguji kekuatanmu.”
   Ketika berita itu sampai pada orang-orang kafir, mereka mengirimkan rantai pada  perempuan itu dan dia mengerjakan seperti yang pernah dia kerjakan sebelumnya, tetapi masih saja Syam’un dapat memutuskannya.

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Keutamaan Bulan Ramadhan yang Agung

Keutamaan Bulan Ramadhan Yang Agung
   Allah SWT berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu.”
(QS. Al-Baqarah:183)

   Sa’id bin Jabir r.a berkata, “Puasa orang-orang sebelum kita adalah mulai dari ataman (sepertiga malam yang pertama) sampai kepada malam berikutnya, sebagaimana telah terjadi pada permulaan Islam.”
Segolongan ulama berkata, Puasa itu merupakan suatu kewajiban atas orang-orang Nasrani. Lalu puasa itu sering terjadi pada musim yang sangat panas dan musim yang terlalu dingin. Puasa itu terasa memberatkan mereka pada saat mereka mengadakan perjalanan dan sebagian kehidupan. Lalu pemimpin-pemimpin mereka sepakat untuk menjadikan puasa pada suatu musim dari setahun, yaitu antara musim penghujan dan kemarau. Maka mereka menentukan pada musim bunga dan menambahkan puasa sepuluh hari lagi sebagai penutup terhadap apa yang mereka perbuat. Kemudian ada seorang raja menambah puasa seminggu lagi kalau dia sembuh dari sakitnya. Raja itu sembuh dari sakitnya, sehingga dia betul-betul menambahkan puasa seminggu lagi. Setelah raja itu meninggal dan di gantikan oleh raja yang lain, dia berkata, “Sempurnakanlah ia menjadi lima puluh hari.” Kemudian mereka ditimpa kematian, yaitu kematian ternak yang merajalela. Raja berkata kepada mereka, “Tambahkanlah puasamu.” Lalu mereka menambah sepuluh hari, bahkan mereka menambah lagi sepuluh hari setelah itu. Dikatakan pula, “Tidak ada sebuah umat pun, melainkan mereka diwajibkan puasa Ramadhan. Hanya saja, mereka kemudian tersesat (menjadi lupa) dari puasa Ramadhan itu.”

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Keutamaan Bulan Sya’ban yang Penuh Berkah

Keutamaan Bulan Sya’ban Yang Penuh Berkah
   Disebut Sya’ban karena ada beberapa kebaikan yang sangat banyak. Sya’ban diambil dari kata ‘Asy-Syi’bi’, yaitu jalan di gunung. Jadi Sya’ban adalah jalan kebaikan.
   Abi Umamah Al-Bahili r.a berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Apabila datang bulan Sya’ban, maka bersihkanlah dirimu dan perbaikilah niatmu.”
   Aisyah r.a berkata, Rasulullah SAW telah berpuasa, sehingga kami mengatakan beliau tidak akan berbuka puasa (tidak puasa). Beliau selalu berbuka, sehingga kami mengatakan beliau tidak berpuasa. Dan kebanyakan puasa beliau adalah dalam bulan Sya’ban.”
   Dalam An-Nasa’i dari hadis Usamah r.a berkata, “Ya Rasulullah, aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada sebuah bulan dari bulan-bulan ini, seperti puasamu dalam bulan Sya’ban.”
   Beliau bersabda: “Itu adalah sebuah bulan, yang biasanya manusia lengah, antara Rajab dan Ramadhan. Dia adalah sebuah bulan di mana amal-amal ini diangkat kepada Tuhan seru sekalian alam. Maka aku suka kalau amalku diangkat (dilaporkan), sedang aku dalam keadaan puasa.”
   Di dalam sahihain dari Aisyah r.a, “Aku tidak pernah melihat Rasulullah SAW menyempurnakan puasa sebulan sama sekali, kecuali bulan Ramadhan, dan aku pun tidak pernah melihat – beliau dalam sebulan yang lebih banyak berpuasa daripada bulan Sya’ban.”
   Imam Muslim berkata, “Beliau telah berpuasa bulan Sya’ban, kecuali sedikit.” Riwayat ini menjelaskan riwayat pertama. Jadi, yang dimaksudkan dengan penuh adalah bagian yang terbesar.

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Keutamaan-keutamaan Bulan Rajab

Keutamaan-keutamaan Bulan Rajab
   Kata ‘Rajab’ diambil dari masdar ‘tarjib’ artinya memuliakan. Dan di sebut pula dengan Al-Ashab (yang tercurah), karena rahmat tertumpah pada orang-orang yang bertobat dan meluaplah sinar-sinar diterimanya amal atas orang-orang yang beramal. Juga disebut dengan ‘Al-Asham’ (yang tuli), karena dalam bulan itu tidak didengar suara peperangan. ‘Rajab’ adalah nama sebuah sungai di surga, airnya lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu dan lebih sejuk daripada es. Tidak akan meminumnya, kecuali orang puasa bulan Rajab.
   Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Rajab adalah bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku.”
Pemilik isyarat berkata, “Rajab – terdiri dari tiga huruf, yaitu ra’, jin dan ba’, adalah birru Allah (kebaikan Allah).
  Allah telah berfirman: “Aku menjadikan jarimah (pelanggaran) hamba-Ku di antara rahmat dan kebaikan-Ku.”
Abu Hurairah r.a berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa pada hari ke duapuluh tujuh dari bulan Rajab, maka dia akan dicatat sebagaimana puasa enam puluh bulan.”

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Larangan Bid’ah dan Mengikuti Hawa Nafsu

Larangan Bid’ah dan Mengikuti Hawa Nafsu
   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Takutlah kamu terhadap hal-hal yang dibuat baru, karena sesungguhnya setiap perbuatan yang baru adalah bid’ah. Setiap bid’ah adalah sesat. Setiap yang sesat adalah di Neraka.”

   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang membuat baru dalam perkaraku ini (Islam), apa yang sebenarnya bukan daripadanya, maka dia adalah ditolak.”

   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hendaklah kamu memegang teguh dengan sunahku dan sunah (perjalanan) Khulafaur Rasyidin sepeninggalanku.”

Diketahui dari hadis-hadis ini, bahwa sesungguhnya apa yang berbeda dengan Al-Kitab dan sunah serta ijma’ imam-imam, ia adalah bid’ah yang ditolak.
   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang meletakkan sebuah tindakan yang baik, dia mendapat pahala dari tindakan itu dan pahala orang ayang mengamalkan tindakan itu sampai hari kiamat. Dan barangsiapa yang meletakkan sebuah tindakan yang jahat, maka dia mendapat dosa dari tindakan itu dan dosa orang yang mengamalkan tindakan itu sampai hari kiamat.”

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Lagu (Nyanyian)

Lagu (Nyanyian)
   Al-Qadhi Abuth Thayyib Ath-Thabari menceritakan dari Asy-Syafi’i, Malik, Abi Hanifah. Sufyan dan segolongan ulama lagi, beberapa lafal yang dapat dibuat dalil untuk menunjukkan bahwa mereka berpendapat tentang haramnya nyanyian itu.
   Imam Asy-Syafi’i berkata di dalam Kitab Adabul-Qadha’. “Sesungguhnya nyanyian itu adalah lahwu (senda-gurau) yang dibenci dan sangat mirip dengan kebathilan. Barangsiapa yang memperbanyak itu, maka dia orang bodoh (safih) yang ditolak kesaksiannya.”
   Al-Qadhi Abuth Thayyib berkata, “Mendengarkan suara dari perempuan yang bukan mahramnya tidak boleh (haram) menurut ulama-ulama bermazhab Syafi’i, baik terbuka maupun dari belakang tabir, dan baik perempuan merdeka  atau budak perempuan. Apabila mengumpulkan manusia perlu mendengarkan nyanyiannya, dia adalah orang safih yang ditolak kesaksiannya.”
Dia berkata, “Diceritakan dari Asy-Syafi’i, bahwa sesungguhnya dia membenci ketukan dengan tongkat dan berkata, ‘Orang-orang zindiq telah memulainya agar mereka sibuk dengan mengabaikan Al-Qur’an’.”
   Asy-Syafi’i berkata, “Dari segi kabar dibenci bermain dengan nardi (sebuah permainan asli Persi) melebihi dari kebencian permainan dengan sebuah alat malahi (music). Dan aku tidak suka permainan catur. Aku pun membenci semua yang digunakan permainan oleh manusia. Karena permainan bukanlah perbuatan orang yang memiliki agama dan sifat mur’ah (keperwiraaan).”
Adapun Malik berpendapat, maka dia benar-benar telah melarang nyanyian dan berkata, “Apabila seseorang membeli budak perempuan, lalu dia menemukannya sebagai penyanyi, maka dia boleh mengembalikan budak itu. Itu adalah pendapat semua ulama Madinah, kecuali Ibrahim bin Sa’ad”
Adapun pendapat Abu Hurairah r.a, maka sesungguhnya dia membenci itu dan mendengar nyanyian termasuk dosa. Demikianlah semua ulama Kufah, Sufyan Ats-Tsauri, Hammad, Ibrahim, Asy-Sya’bi dan lain-lainnya, semua ini telah dinukil oleh Qadhi Abuth-Thayyib Ath-Thabari.

BERSAMBUNG…

(Halaman ini masih dalam tahap penyempurnaan.

Tipu Daya Setan

Tipu Daya Setan
   Seorang laki-laki berkata kepada Al-Hasan, “Hai Abu Sa’ad, adakah setan itu juga tidur?” dia tersenyum dan berkata, “Seandainya dia itu tidur, tentu kita bisa beristirahat.” Jadi, kalau memang demikian, tidak ada keselamatan bagi seorang mukmin. Walaupun begitu, terdapat jalan untuk menolak dan melemahkan kekuatan setan itu.
Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin itu membuat kurus setan, sebagaimana seorang dari kamu membuat kurus unta dalam perjalanan.”
Ibnu Mas’ud berkata, “Setan orang mukmin adalah kurus.”
Qais bin Al-Hajjaj berkata, “Setan berkata kepadaku, ‘Aku telah masuk ke dalam kamu sedang aku seperti binatang yang siap untuk disembelih dan aku sekarang seperti burung pipit’.”
Aku berkata, “Mengapa begitu.”
Dia berkata, “Engkau telah menghancurkan aku dengan zikir kepada Allah SWT.”
Jadi, orang-orang yang memiliki takwa tidak akan terlalu sulit untuk menutup pintu-pintu yang dhahir dan jalan-jalan yang jelas yang mesti membawa orang kepada maksiat. Mereka hanya akan tergelincir dalam jalan-jalan setan yang rumit. Sesungguhnya mereka tidaklah mendapat petunjuk ke arah itu lalu dapat menjaganya. Karena bagi setan pintu-pintu menuju ke hati banyak sekali, sedang pintu malaikat hanya sebuah pintu saja. Sungguh menjadi kabur pintu yang satu itu dengan pintu-pintu yang banyak. Seorang hamba disana seperti seorang musafir yang tinggal di hutan, banyak jalan yang sulit dilalui, dan dalam malam yang gelap, kecuali dengan penglihatan hati, maksudnya, hati yang jernih dibersihkan dengan takwa. Sedangkan sebagai mataharinya yang bersinar terang adalah ilmu yang bercokol yang diambil faidah dari Kitab Allah dan sunah Rasul-Nya, yang dapat digunakan sebagai petunjuk kepada jalan-jalan setan yang sulit. Mengapa kamu tidak begitu, sedang jalan-jalannya banyak dan serba sulit.

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Keutamaan Jihad

Keutamaan Jihad
   Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang benar.” (QS. Al-Hujurat:15)

An-Nu’man bin Basyir r.a berkata, aku pernah berada di samping mimbar Rasulullah SAW. seorang laki-laki berkata, “Aku tidak peduli untuk tidak mengerjakan suatu amalan setelah Islam kecuali aku memberi minum orang yang mengerjakan ibadah haji.”
Yang lain berkata, “Aku tidak peduli untuk tidak mengerjakan suatu amalan setelah Islam, kecuali memakmurkan Masjidil Haram.”
Yang lain lagi juga berkata, “Sungguh jihadlah yang lebih utama dari apa yang kamu katakan.”
Lalu Umar bin Al-Khattab melarang mereka dan berkata, “Janganlah kamu mengeraskan suara-suaramu di samping mimbar Rasulullah SAW. ini adalah adalah hari Jumat. Tetapi kalau aku telah melakukan shalat Jumat aku akan masuk dan minta fatwa pada beliau mengenai apa yang sedang kamu perselisihkan.”
Lalu Allah SWT berfirman:
“Apakah (orang-orang) yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama disisi Allah, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS. At-Taubah:19)

BERSAMBUNG,…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Hak Suami atas Istri

Hak Suami Atas Istri
   Perkataan yang paling tepat, bahwa sesungguhnya perkawinan adalah merupakan semacam perbudakan saja. Jadi, istri tak ubahnya seorang budak dalam perkawinan. Maka wajib bagi istri mentaati suaminya secara mutlak dalam setiap hal, tetapi sekitar hal yang tidak mengagungkan hak suami atas dia. Beberapa hadis sangat banyak.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Perempuan manapun yang mati sedang suaminya ridha padanya, dia akan masuk surga.”
Pernah seorang laki-laki keluar bepergian dan berpesan pada istrinya untuk tidak turun dari tingkat bawah. Ayah perempuan itu sedang berada di tingkah bawah dan sakit. Perempuan itu mengirim utusan kepada Rasulullah SAW, meminta ijin untuk turun menemui ayahnya.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Taatlah kepada suamimu.”
Lalu ayahnya itu meninggal. Dia minta pendapat kepada beliau.
Beliau bersabda: “Taatlah kepada suamimu.”
Kemudian ayahnya dikubur dan Rasulullah SAW mengutus seorang utusan kepada perempuan itu, dengan mengabarkan bahwa sesungguhnya Allah SWT telah mengampuni ayahnya berkat ketaatannya terhadap suaminya.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila seorang perempuan telah shalat lima waktu, berpuasa sebulan, menjaga farjinya, dan taat kepada suaminya, maka dia akan masuk surga Tuhannya.”
Beliau telah mengumpulkan ketaatan terhadap suami dengan dasar-dasar Islam. Rasulullah SAW pernah menuturkan tentang wanita-wanita.
Beliau bersabda: “Mereka perempuan-perempuan yang mengandung, melahirkan, menyusui, menyayangi anak-anak mereka. Seandainya tidak ada hal yang mereka lakukan terhadap suami-suaminya, maka akan masuk surgalah orang-orang yang melihat neraka. Kebanyakan penghuni neraka adalah kaum wanita.”
Wanita-wanita itu berkata, “Mengapa Ya Rasulullah?”
Beliau bersabda: “Mereka memperbanyak laknat dan mengingkari asyir (yang mengumpuli).” Yakni suami yang menggaulinya.
Di dalam khabar yang lain diceritakan, “Aku pernah melihat ke dalam surga. Tiba-tiba sebagian besar penghuninya adalah wanita.”
Aku bertanya, “Di mana wanita-wanita.”
Beliau bersabda: “Mereka menyibukkan dua buah kemerahan, emas dan za’faran.” Yakni perhiasan emas dan perak dan pakaian yang di wenter (diberi warna).

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Hak Istri atas Suami

Hak Istri Atas Suami
   Hak-hak istri atas suami sangat banyak. Di antaranya berbudi pekerti yang baik, tabah terhadap gangguan (disakiti) sebagai rasa sayang pada mereka, karena keterbatasan akal mereka.
Allah berfirman: “Dan bergaullah dengan mereka secara patut.”
(QS. An-Nisa’:19)

Dia juga berfirman dalam menerangkan kebesaran hak mereka:
“Dan mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. An-Nisa’:31)

Dan berfirman: “Dan teman sejawat.” (QS. An-Nisa:36)

Dikatakan, “Dia adalah perempuan.” Wasiat terakhir Rasulullah SAW ada tiga hal. Beliau mengatakan hingga tertahan-tahan lidah dan samar pembicaraannya.
Beliau bersabda: “Shalat, shalat (peliharalah shalat) dan apa yang dimiliki tangan kananmu, (seperti budak) janganlah kamu memaksakan terhadap mereka apa yang mereka tidak mampu. Allah, Allah (bertakwalah kepada Allah) mengenai wanita. Karena mereka adalah tawanan di tanganmu. Kamu telah mengambilnya dengan amanat Allah dan menjadikan halal farjinya dengan kalimat Allah.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang bersabar atas kejelekan budi pekerti istrinya. Allah akan memberinya pahala seperti apa yang diberikan kepada Ayyub. Dan barangsiapa yang bersabar atas kejelekan budi pekerti suaminya, Allah akan memberikan pahala seperti pahala Asiyah istri Fir’aun.”

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Keutamaan-keutamaan Jumat

Keutamaan-keutamaan Jumat
   Ketahuilah, bahwa sesungguhnya ini adalah merupakan hari yang agung, Allah mengagungkan Islam dan mengistimewakan orang-orang Islam dengan Jumat.
Allah SWT berfirman: “Apabila diseru menunaikan shalat  pada hari Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli.” (QS. Al-Jum’ah:9)
“Allah mengharamkan sibuk dengan hal-hal dunia dan dengan segala hal yang dapat memalingkan orang dari bersegera ke Jumatan.”

   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan Jumat tiga kali, dengan tanpa uzur, maka Allah akan mencap (menutup) hatinya.”
Dalam sebuah lafal yang lain dikatakan, “Maka sungguh dia telah mencampakkan Islam di belakang punggungnya.”

   Ada seorang laki-laki berselisih dengan Ibnu Abbas. Dia bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai seorang laki-laki yang mati dan tidak pernah menghadiri Jumat maupun Jamaah. Ibnu  Abbas berkata, “Di dalam Neraka.” Lalu tidak henti-hentinya laki-laki itu hilir mudik selama sebulan dengan bertanya mengenai itu. Dia tetap berkata, “Di dalam Neraka.”

   Di dalam Al-Khaibar dikatakan, “Sesungguhnya orang-orang yang memiliki dua buah Kitab telah diberi hari Jumat. Mereka berselisih dan berpaling darinya. Allah telah menunjukkan kita kepada hari itu dan Dia mengakhirkannya untuk umat ini serta menjadikannya sebagai hari raya. Jadi, mereka adalah manusia yang paling  berhak dengan hari itu lebih dahulu dan orang-orang yang memiliki dua buah Al-Kitab itu menyusul mereka.”

   Hadis Anas menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, “Datanglah Jibril padaku dan di telapak tangannya terdapat cermin yang putih dan berkata, “Ini adalah Jumat, Tuhanmu memfardhukannya kepadamu agar menjadi hari raya bagimu dan bagi umatmu sepeninggalmu.”
Aku berkata, “Lalu apa yang ada bagi kami di hari itu.”
Dia berkata, “Kamu memiliki sebuah saat yang paling baik, barangsiapa  yang berdoa dengan kebaikan yang dibagikannya, maka Allah akan memberinya kebaikan dan tidak ada bagian yang disimpan untuknya yang lebih agung dari itu, atau dia berlindung dari kejelekan yang telah tertulis atas dia, kecuali Allah akan melindunginya dari yang lebih besar dari itu. Dia adalah pemimpin semua hari dan kita akan menyebutnya besok pada hari akhirat dengan Hari tambahan”.
Aku berkata, “Mengapa begitu.”
Jibril berkata, “Sesungguhnya Tuhanmu Azza wa Jalla telah membuat sebuah lembah yang lebih semerbak daripada misik dan juga lebih putih. Lalu apabila datang hari Jumat, maka Allah SWT turun dari Illiyin ke atas Kursi-Nya dan melihat kepada mereka, sehingga mereka memandang kepada Zat-Nya yang agung.”

   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sebaik-baik hari pada terbit matahari adalah hari Jumat, di hari itu Adam a.s  diciptakan, di masukkan ke surga, diturunkan ke bumi, diterima tobatnya, hari kematiannya dan akan berdiri kiamat. Hari itu di sisi Allah adalah hari Penambahan. Demikianlah malaikat-malaikat menyebutnya di langit. Dan juga hari melihat kepada Allah SWT.”

   Di sebutkan dalam Al-Khaibar, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla membebaskan setiap Jumat enam ratus ribu orang dari neraka.”
Di dalam hadis Anas r.a di katakan bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila hari Jumat selamat, maka selamat pula semua hari.”
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya neraka Jahim itu menyala setiap hari sebelum zawal (matahari tergelincir dari tengah langit), yaitu pada waktu istiwa’ (matahari di tengah langit) dalam jantung langit. Maka janganlah kamu shalat saat ini, kecuali hari Jumat, karena hari itu waktu shalat dan sesungguhnya Jahanam tidak menyala pada hari itu.”

   Ka’b berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengutamakan Makkah di antara beberapa negeri, Ramadhan di antara beberapa bulan dan Jumat di antara hari-hari, serta Lailatul-qadar di antara malam-malam.”


   Dikatakan, “Sesungguhnya burung-burung dan bangsa serangga bertemu satu dengan yang lain pada hari Jumat. Mereka berkata, ‘Selamat, selamat, ini adalah hari yang bagus.’ Jumat atau malam Jumat, maka dituliskan baginya pahala orang yang mati syahid dan dipelihara dari siksa kubur.”

Mi’raj Nabi Muhammad SAW

Mi’raj Nabi Muhammad SAW
   Imam Bukhari meriwayatkan dari Qatadah, Anas bin Malik, Malik bin Sha’sha’ah, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada mereka (sahabat) mengenai malam beliau saat di isra’kan. Beliau bersabda: “Pada waktu itu aku berada di Hathim (yaitu Hijr).” Kadang-kadang beliau bersabda, “Di Hijr dengan berbaring, tiba-tiba seseorang datang kepadaku seseorang (malaikat).”
Lalu dia memutus dan berkata, “Dan aku mendengar beliau bersabda, Dia membelah apa yang ada di antara ini dan ini.” Aku berkata kepada Al-Jarud, “Ia sampai dua buah sisi (mana) yang beliau maksudkan?”
Dia berkata, “Mulai dari lekukan atas dadanya sampai dengan rambutnya (dibawah perut).” Dia lalu mengeluarkan hatiku. Kemudian aku dibawakan sebuah ember emas yang dipenuhi keimanan. Dicucilah hatiku, diisi dan dikembalikan. Kemudian aku dibawakan seekor dabbah (binatang) di bawah bighal (turunan campuran antara kuda dan keledai) dan di atas keledai, serba putih.
Al-Jarud berkata pada Anas, “Di Buraq hai Abu Hamzah?”
Anas berkata, “Ya.” Dia meletakan langkahnya pada tempat terjauh dari penglihatannya. Aku dinaikkan ke atasnya dan JIbril membawaku berangkat, sehingga dia sampai pada langit dunia dan mengetuk. Dikatakan, “Siapa ini?”
Dia berkata, “Jibril” dikatakan lagi, “Dan siapa bersamamu?”
Dia berkata, “Muhammad.” Dikatakan, “Dan dia telah diutus (untuk keperluan ini?)”
Dia berkata, “Ya.” Dikatakan lagi, “Selamat datang, sebaik-baik kedatangan adalah kedatangannya.” Lalu dibukalah dan setelah aku sampai, tiba-tiba di dalam langit itu terdapat Adam. Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu Adam.”
Lalu dia memberi salam pada Adam dan aku pun memberi salam padanya.
Dia lalu menjawab salam dan berkata, “Selamat datang anak yang saleh dan Nabi yang saleh.”
Kemudian Jibril membawa naik aku hingga sampai pada langit kedua. Dia lalu mengetuk. Dikatakan, “Siapa ini?” dia berkata, “Jibril.” Dikatakan lagi, “Dan siapa orang yang bersamamu?” dia berkata, “Muhammad.” Dikatakan, “Selamat datang dan sebaik-baik kedatangan adalah kedatangan dia.”

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Siksaan Orang yang Minum Arak

Siksaan Orang Yang Minum Arak
   Allah SWT benar-benar telah menurunkan mengenai arak tiga buah ayat.
Pertama firman Allah SWT:
“Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia’…” (QS. Al-Baqarah:219)
  Lalu bagaimana muslimin ada yang minum arak dan ada yang meninggalkan, sampai ada seorang laki-laki minum lalu masuk dalam shalat dan dia mengigau. Maka turunlah firman Allah SWT:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk…” (QS. An-Nisa’:43)
   Maka orang Islam ada yang masih meminumnya dan ada pula yang telah meninggalkannya. Umar ra masih meminum arak. Lalu Umar ra mengambil rahang unta dan memukulkan ke kepala Abdur Rahman bin Auf. Kemudian dia duduk meratapi atas orang-orang yang gugur dalam perang Badar. Berita itu sampai pada Rasulullah SAW, maka beliau keluar dalam keadaan marah sambil menyeret selendangnya. Beliau mengangkat sesuatu yang ada di tangannya, lalu memukulkan kepada Umar. Umar berkata, “Aku berlindung kepada Allah dari kemurkaan-Nya dan kemurkaan Rasul-Nya.” Maka Allah SWT menurunkan ayat: “Sesungguhnya setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi…” (QS. Al-Maidah:91)
 Umar berkata, “Kami menghentikan, kami menghentikan.”

BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Hak-hak Bertetangga dan Berbuat Baik Terhadap Orang-orang Miskin

Hak-hak Bertetangga dan Berbuat Baik Terhadap Orang-orang Miskin
   Ketahuilah, bahwa sesungguhnya bertetangga menuntut hak seperti keharusan dalam persaudaraan Islam. Maka seorang tetangga muslim memiliki hak yang dimiliki setiap orang Islam dan masih ada tambahan hak lagi. Karena Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Tetangga-tetangga itu ada tiga macam. Tetangga yang hanya memiliki sebuah hak saja, tetangga yang memiliki dua buah hak dan tetangga yang memiliki tiga buah hak. Adapun tetangga yang memiliki tiga buah hak adalah tetangga yang memiliki dua buah hak dan tetangga yang memiliki dua buah hak tetangga muslim, maka dia memiliki sebuah hak tetangga musyrik.”
Perhatikanlah bagaimana beliau menetapkan hak bagi orang musyrik hanya dengan sebab bertetangga. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Perbaikilah cara bertetangga dengan tetanggamu, maka kamu menjadi seorang muslim sejati.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak henti-hentinya Jibril mewariskan padaku mengenai tetangga, hingga aku menyangka bahwa sesungguhnya dia akan menjadikannya sebagai waris yang dapat mewaris.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia memuliakan tetangganya.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidaklah beriman seorang hamba sehingga tetangganya bisa merasa aman dari bahayanya.”
Nabi Muhammad SAW juga bersabda: “Pertama-tama dua orang yang bertengkar pada hari kiamat adalah dua orang yang bertetangga.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabila kamu melempar anjing tetanggamu, maka benar-benar kamu telah menyakitinya.”

BERSAMBUNG…

(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dan Hak-hak Anak

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dan Hak-hak Anak
   Tidak samar lagi, bahwa sesungguhnya apabila hak-hak kerabat dan kekeluargaan itu menjadi kukuh, maka yang lebih khusus dan lebih dekat di antara kekeluargaan itu adalah mengenai kelahiran (yang melahirkan dan dilahirkan),  lalu berlipat-gandalah kekukuhan haknya.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang tuanya sehingga dia menemukannya dalam keadaan budak, lalu dibelinya dan di merdekakannya.”
Nabi Muhammad SAW juga bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua adalah lebih utama daripada shalat, sedekah, puasa, haji, umrah dan jihad dijalan Allah”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang pada pagi harinya di ridhai kedua orang tuanya, maka dia mempunyai dua buah pintu yang terbuka menuju ke surga. Dan barangsiapa yang pada sore harinya di ridhai kedua orang tuanya, maka dia juga akan mendapatkan hal yang sama.”

BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)