Ibnu Mas’ud berkata, “Kami telah bertemu pada Rasulullah SAW di dalam rumah ibu kita, Aisyah r.a ketika telah dekat waktu perpisahan. Beliau memandang kepada kami dan kedua matanya melelahkan air mata. Kemudian beliau bersabda:
Monday, September 26, 2016
Timbangan Amal dan Shirath
Abu Dawud meriwayatkan dari Al-Hasan. Hasan dari Aisyah, sesungguhnya dia menangis. Bersabdalah Rasulullah SAW: “Apa yang membuatmu menangis.!”
Dia berkata, “Aku mengingat Neraka lalu aku menangis. Lalu apakah engkau mengingat keluargamu pada hari kiamat?”
Dia berkata, “Aku mengingat Neraka lalu aku menangis. Lalu apakah engkau mengingat keluargamu pada hari kiamat?”
Peringatan Azab Jahanam
Bukhari meriwayatkan, paling banyak doa Nabi Muhammad SAW adalah, “Ya Tuhan kami, berilah pada kami kebaikan di dunia dan di akhirat. Peliharalah kami dari siksa Neraka.”
Abu Ya’la meriwayatkan, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah berkhutbah, “Janganlah kamu melupakan dua hal besar, yaitu Surga dan Neraka.”
Lalu beliau menangis sehingga mengalir air matanya sampai membasahi jenggotnya.
Abu Ya’la meriwayatkan, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah berkhutbah, “Janganlah kamu melupakan dua hal besar, yaitu Surga dan Neraka.”
Lalu beliau menangis sehingga mengalir air matanya sampai membasahi jenggotnya.
Jenazah dan Kubur
Ketahuilah, jenazah-jenazah ini merupakan suatu pelajaran bagi orang yang memiliki mata hati, peringatan dan pemberitahuan. Hal itu bukan untuk orang yang mempunyai kelengahan, karena sesungguhnya menyaksikan jenazah-jenazah itu tidak menambah keimanan mereka, kecuali bertambah keras hati. Sebab mereka menyangka, bahwa mereka akan melihat jenazah orang lain dan tidak beranggapan bahwa sesungguhnya mereka pasti akan dipikul di atas usungan. Atau mereka juga beranggapan, tetapi dalam waktu dekat tidak memperkirakan.
Keutamaan Menyuguhi Orang Fakir
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Janganlah kamu membuat beban (penderitaan) kepada tamu, lalu kamu membuat benci dia. Barangsiapa yang membuat benci tamu, maka dia benar-benar membuat benci Allah. Barangsiapa yang membuat benci Allah, maka Allah akan membuatnya benci.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tiada kebaikan bagi orang yang tidak menjamu.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tiada kebaikan bagi orang yang tidak menjamu.”
Keutamaan Hari Asyura’
Ibnu Abbas r.a berkata, Rasulullah SAW datang di Madinah, lalu beliau menemukan orang-orang Yahudi sedang berpuasa hari Asyura’. Beliau bertanya pada mereka. Mereka menjawab, “Sesungguhnya hari ini Allah memenangkan Musa dan Bani Israil atas kaum Fir’aun. Maka kami puasa hari itu, untuk mengagungkannya.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Kami adalah orang-orang yang lebih berhak dengan Musa daripada kamu.” Lalu beliau memerintahkan untuk berpuasa.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Kami adalah orang-orang yang lebih berhak dengan Musa daripada kamu.” Lalu beliau memerintahkan untuk berpuasa.
Keutamaan Sepuluh Hari Bulan Dzulhijjah
Ibnu Abbas meriwayatkan, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiada hari-hari yang amal di dalamnya, lebih dicintai Allah daripada hari-hari ini.” Yakni sepuluh hari di bulan itu.
Mereka berkata, “Dan juga tidak ada jihad di jalan Allah SWT?”
Beliau bersabda: “Dan tidak ada jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu dari itu.”
Mereka berkata, “Dan juga tidak ada jihad di jalan Allah SWT?”
Beliau bersabda: “Dan tidak ada jihad di jalan Allah, kecuali seorang laki-laki yang keluar dengan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu dari itu.”
Keutamaan Hari Raya
Keutamaan
Hari Raya
Hari permulaan bulan
Syawal dan hari tanggal ke sepuluh dari bulan Dzulhijjah disebut Id (hari
raya), karena orang-orang mukmin kembali taat pada Allah SWT. Yakni orang-orang mukmin menunaikan dua buah kewajiban
berupa Puasa Ramadhan dan Ibadah Haji. Juga karena orang-orang
mukmin taat kepada Rasulullah SAW,
yang tidak lain adalah puasa enam hari di dalam Syawal dan bersiap-siap untuk
berziarah pada Nabi Muhammad SAW.
juga karena berulangnya hal itu setiap tahun. Disamping itu karena banyaknya
kebiasaan-kebiasaan Allah, di bulan
itu dengan kebaikan dan karena kembalinya kegembiraan. Pertama-tama hari raya
yang dishalatkan oleh Rasulullah SAW
adalah hari raya Idul Fitri dalam
tahun dua Hijrah dan beliau tidak pernah meninggalkannya. Jadi, dia adalah
sunah yang dikukuhkan.
Abu Hurairah r.a berkata, “Hiasilah hari raya-hari rayamu dengan membaca takbir.”
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Barangsiapa yang membaca ‘Subhanallah wa bi hamdihi’ pada hari raya sebanyak tiga ratus kali dan
menghadiahkannya untuk orang-orang muslimin yang telah mati, maka masuklah
dalam setiap kubur seribu macam nur dan Allah akan menjadikan kuburnya kelak
kalau dia mati seribu nur pula.”
Wahb bin Munabih r.a berkata, sesungguhnya iblis memekik pada setiap hari raya. Lalu anak
buah iblis berkumpul mengerumuninya dan bertanya, “Hai tuan kami, apakah yang menyebabkan kemarahanmu?”
Dia berkata, “Sesungguhnya Allah
SWT benar-benar telah mengampuni umat Muhammad SAW. pada hari ini. Maka kamu
harus menyibukkannya dengan segala macam kelezatan dan kesenangan nafsu.”
Wahb juga berkata, sesungguhnya Allah
SWT telah menciptakan surga pada hari raya Idul Fitri, memilih Jibril
menurunkan wahyu dan menerima tobat tukang sihir-tukang sihir Fir’aun juga pada
hari raya Idul Fitri. Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Barangsiapa yang berdiri beribadah pada malam hari raya dengan
mencari pahala, maka hatinya tidak akan mati di mana pada hari itu hati-hati
ini pada mati.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Keutamaan Malam Lailatul Qodar
Keutamaan
Malam Lailatul Qadar
Ibnu Mas’ud r.a berkata, “Disebutkan kepada
Rasulullah SAW seorang laki-laki
dari Bani Isra’il membawa pedang di
atas pundaknya dalam jalan Allah
selama seribu bulan. Rasulullah SAW
kagum akan hal itu dan mengharapkan itu untuk umatnya.
Beliau
bersabda: “Ya
Tuhanku, Engkau telah menjadikan umatku yang paling pendek umurnya di antara
umat-umat yang ada dan yang paling sedikit amalnya.”
Lalu
Allah memberikan kepadanya Lailatul Qadar, lebih utama dari seribu
bulan –yaitu
masa seperti yang dimiliki oleh laki-laki bangsa Isra’il yang mengangkat pedang
dalam sabilillah- bagi beliau sendiri juga umatnya sampai hari kiamat.”
Jadi, dia adalah termasuk
di antara keistimewaan-keistimewaan umat ini.
Dikatakan, “Nama laki-laki itu adalah Syam’un. Dia memerangi musuh selama seribu bulan dan tidak pernah
kering pelana kudanya serta selalu mengalahkan orang-orang kafir berkat
kekuatan dan keberanian yang diberikan Allah.
Hati orang kafir itu terasa sempit dibuatnya. Maka mereka mengirimkan seorang
utusan kepada istrinya dan menjamin satu baki emas kalau dia dapat mengikat Syam’un, memenjarakannya dalam sebuah
rumah, sehingga mereka merasa tenang. Ketika dia tidur, pada suatu malam,
perempuan itu mengikatnya dengan tali ijuk. Setelah dia terbangun, dia
menggerakkan anggota tubuhnya hingga memutuskan tali.
Dia bertanya pada istrinya, “Mengapa kamu
melakukan itu?”
Istrinya berkata,
“Aku hanya ingin menguji kekuatanmu.”
Ketika berita itu sampai pada orang-orang
kafir, mereka mengirimkan rantai pada
perempuan itu dan dia mengerjakan seperti yang pernah dia kerjakan
sebelumnya, tetapi masih saja Syam’un
dapat memutuskannya.
BERSAMBUNG…
(halaman ini
masih dalam tahap pengetikan.)
Keutamaan Bulan Ramadhan yang Agung
Keutamaan
Bulan Ramadhan Yang Agung
Allah SWT berfirman:
“Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu.”
(QS. Al-Baqarah:183)
Sa’id bin Jabir r.a berkata, “Puasa orang-orang sebelum kita adalah mulai dari ataman (sepertiga malam yang pertama) sampai kepada malam berikutnya, sebagaimana telah
terjadi pada permulaan Islam.”
Segolongan ulama berkata, Puasa itu merupakan suatu kewajiban atas
orang-orang Nasrani. Lalu puasa itu sering terjadi pada musim yang sangat panas
dan musim yang terlalu dingin. Puasa itu terasa memberatkan mereka pada saat
mereka mengadakan perjalanan dan sebagian kehidupan. Lalu pemimpin-pemimpin
mereka sepakat untuk menjadikan puasa pada suatu musim dari setahun, yaitu
antara musim penghujan dan kemarau. Maka mereka menentukan pada musim bunga dan
menambahkan puasa sepuluh hari lagi sebagai penutup terhadap apa yang mereka
perbuat. Kemudian ada seorang raja menambah puasa seminggu lagi kalau dia
sembuh dari sakitnya. Raja itu sembuh dari sakitnya, sehingga dia betul-betul
menambahkan puasa seminggu lagi. Setelah raja itu meninggal dan di gantikan
oleh raja yang lain, dia berkata, “Sempurnakanlah ia menjadi lima puluh hari.” Kemudian
mereka ditimpa kematian, yaitu kematian ternak yang merajalela. Raja berkata
kepada mereka, “Tambahkanlah
puasamu.” Lalu mereka menambah sepuluh hari, bahkan mereka menambah
lagi sepuluh hari setelah itu. Dikatakan pula, “Tidak ada sebuah umat pun, melainkan
mereka diwajibkan puasa Ramadhan. Hanya saja, mereka kemudian tersesat (menjadi
lupa) dari puasa Ramadhan itu.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Keutamaan Bulan Sya’ban yang Penuh Berkah
Keutamaan
Bulan Sya’ban Yang Penuh Berkah
Disebut Sya’ban karena ada beberapa kebaikan
yang sangat banyak. Sya’ban diambil
dari kata ‘Asy-Syi’bi’, yaitu jalan
di gunung. Jadi Sya’ban adalah jalan
kebaikan.
Abi Umamah Al-Bahili r.a berkata, Rasulullah SAW pernah bersabda: “Apabila datang
bulan Sya’ban, maka bersihkanlah dirimu dan perbaikilah niatmu.”
Aisyah r.a berkata, “Rasulullah
SAW telah berpuasa, sehingga kami mengatakan beliau tidak akan berbuka
puasa (tidak puasa). Beliau selalu berbuka, sehingga kami mengatakan beliau
tidak berpuasa. Dan kebanyakan puasa beliau adalah dalam bulan Sya’ban.”
Dalam An-Nasa’i dari hadis Usamah r.a berkata, “Ya Rasulullah,
aku tidak pernah melihatmu berpuasa pada sebuah bulan dari bulan-bulan ini,
seperti puasamu dalam bulan Sya’ban.”
Beliau bersabda: “Itu adalah sebuah bulan, yang biasanya manusia lengah,
antara Rajab dan Ramadhan. Dia adalah sebuah bulan di mana amal-amal ini
diangkat kepada Tuhan seru sekalian alam. Maka aku suka kalau amalku diangkat
(dilaporkan), sedang aku dalam keadaan puasa.”
Di dalam sahihain
dari Aisyah r.a, “Aku tidak
pernah melihat Rasulullah SAW
menyempurnakan puasa sebulan sama sekali, kecuali bulan Ramadhan, dan aku pun
tidak pernah melihat – beliau dalam sebulan yang lebih banyak berpuasa daripada
bulan Sya’ban.”
Imam Muslim berkata, “Beliau telah berpuasa bulan Sya’ban, kecuali sedikit.”
Riwayat ini menjelaskan riwayat pertama. Jadi, yang dimaksudkan dengan penuh
adalah bagian yang terbesar.
BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Keutamaan-keutamaan Bulan Rajab
Keutamaan-keutamaan
Bulan Rajab
Kata ‘Rajab’ diambil dari masdar ‘tarjib’
artinya memuliakan. Dan di sebut pula dengan Al-Ashab (yang tercurah), karena rahmat tertumpah pada orang-orang
yang bertobat dan meluaplah sinar-sinar diterimanya amal atas orang-orang yang
beramal. Juga disebut dengan ‘Al-Asham’
(yang tuli), karena dalam bulan itu tidak didengar suara peperangan. ‘Rajab’ adalah nama sebuah sungai di surga,
airnya lebih putih daripada susu, lebih manis daripada madu dan lebih sejuk
daripada es. Tidak akan meminumnya, kecuali orang puasa bulan Rajab.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Rajab
adalah bulan Allah, Sya’ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku.”
Pemilik isyarat berkata, “Rajab – terdiri dari tiga huruf, yaitu ra’, jin dan ba’,
adalah birru Allah (kebaikan Allah).
Allah
telah berfirman: “Aku
menjadikan jarimah (pelanggaran) hamba-Ku di antara rahmat dan kebaikan-Ku.”
Abu Hurairah
r.a berkata, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa
pada hari ke duapuluh tujuh dari bulan Rajab, maka dia akan dicatat sebagaimana
puasa enam puluh bulan.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Larangan Bid’ah dan Mengikuti Hawa Nafsu
Larangan
Bid’ah dan Mengikuti Hawa Nafsu
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Takutlah kamu terhadap hal-hal yang dibuat baru, karena
sesungguhnya setiap perbuatan yang baru adalah bid’ah. Setiap bid’ah adalah
sesat. Setiap yang sesat adalah di Neraka.”
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Barangsiapa yang membuat baru dalam perkaraku ini (Islam),
apa yang sebenarnya bukan daripadanya, maka dia adalah ditolak.”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Hendaklah kamu
memegang teguh dengan sunahku dan sunah (perjalanan) Khulafaur Rasyidin
sepeninggalanku.”
Diketahui dari hadis-hadis ini, bahwa sesungguhnya apa yang
berbeda dengan Al-Kitab dan sunah serta ijma’ imam-imam, ia adalah bid’ah yang
ditolak.
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang meletakkan sebuah tindakan yang baik,
dia mendapat pahala dari tindakan itu dan pahala orang ayang mengamalkan
tindakan itu sampai hari kiamat. Dan barangsiapa yang meletakkan sebuah tindakan
yang jahat, maka dia mendapat dosa dari tindakan itu dan dosa orang yang
mengamalkan tindakan itu sampai hari kiamat.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini
masih dalam tahap pengetikan.)
Lagu (Nyanyian)
Lagu
(Nyanyian)
Al-Qadhi Abuth Thayyib Ath-Thabari menceritakan dari Asy-Syafi’i, Malik, Abi Hanifah. Sufyan dan segolongan ulama lagi, beberapa lafal
yang dapat dibuat dalil untuk menunjukkan bahwa mereka berpendapat tentang
haramnya nyanyian itu.
Imam Asy-Syafi’i berkata di
dalam Kitab
Adabul-Qadha’. “Sesungguhnya nyanyian itu adalah lahwu (senda-gurau)
yang dibenci dan sangat mirip dengan kebathilan. Barangsiapa yang memperbanyak
itu, maka dia orang bodoh (safih) yang ditolak kesaksiannya.”
Al-Qadhi Abuth Thayyib berkata, “Mendengarkan suara dari perempuan yang bukan mahramnya
tidak boleh (haram) menurut ulama-ulama bermazhab Syafi’i, baik terbuka maupun
dari belakang tabir, dan baik perempuan merdeka
atau budak perempuan. Apabila mengumpulkan manusia perlu mendengarkan
nyanyiannya, dia adalah orang safih yang ditolak kesaksiannya.”
Dia berkata, “Diceritakan dari Asy-Syafi’i,
bahwa sesungguhnya dia membenci ketukan dengan tongkat dan berkata, ‘Orang-orang
zindiq telah memulainya agar mereka sibuk dengan mengabaikan Al-Qur’an’.”
Asy-Syafi’i berkata, “Dari segi kabar
dibenci bermain dengan nardi (sebuah permainan asli Persi) melebihi dari
kebencian permainan dengan sebuah alat malahi (music). Dan aku tidak suka
permainan catur. Aku pun membenci semua yang digunakan permainan oleh manusia. Karena
permainan bukanlah perbuatan orang yang memiliki agama dan sifat mur’ah
(keperwiraaan).”
Adapun Malik
berpendapat, maka dia benar-benar telah melarang nyanyian dan berkata, “Apabila
seseorang membeli budak perempuan, lalu dia menemukannya sebagai penyanyi, maka
dia boleh mengembalikan budak itu. Itu adalah pendapat semua ulama Madinah,
kecuali Ibrahim bin Sa’ad”
Adapun pendapat Abu Hurairah r.a, maka sesungguhnya dia
membenci itu dan mendengar nyanyian termasuk dosa. Demikianlah semua ulama
Kufah, Sufyan Ats-Tsauri, Hammad, Ibrahim, Asy-Sya’bi dan lain-lainnya, semua
ini telah dinukil oleh Qadhi Abuth-Thayyib Ath-Thabari.
BERSAMBUNG…
(Halaman ini masih dalam tahap penyempurnaan.
Tipu Daya Setan
Tipu
Daya Setan
Seorang laki-laki berkata
kepada Al-Hasan, “Hai Abu Sa’ad,
adakah setan itu juga tidur?” dia tersenyum dan berkata, “Seandainya dia
itu tidur, tentu kita bisa beristirahat.” Jadi, kalau memang
demikian, tidak ada keselamatan bagi seorang mukmin. Walaupun begitu, terdapat
jalan untuk menolak dan melemahkan kekuatan setan itu.
Nabi Muhammad
SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang mukmin itu membuat kurus setan,
sebagaimana seorang dari kamu membuat kurus unta dalam perjalanan.”
Ibnu Mas’ud berkata, “Setan orang
mukmin adalah kurus.”
Qais bin
Al-Hajjaj berkata, “Setan berkata kepadaku, ‘Aku
telah masuk ke dalam kamu sedang aku seperti binatang yang siap untuk
disembelih dan aku sekarang seperti burung pipit’.”
Aku berkata, “Mengapa begitu.”
Dia berkata, “Engkau telah menghancurkan aku dengan zikir kepada Allah SWT.”
Jadi, orang-orang yang memiliki takwa tidak akan terlalu sulit
untuk menutup pintu-pintu yang dhahir dan jalan-jalan yang jelas yang mesti
membawa orang kepada maksiat. Mereka hanya akan tergelincir dalam jalan-jalan
setan yang rumit. Sesungguhnya mereka tidaklah mendapat petunjuk ke arah itu
lalu dapat menjaganya. Karena bagi setan pintu-pintu menuju ke hati banyak
sekali, sedang pintu malaikat hanya sebuah pintu saja. Sungguh menjadi kabur
pintu yang satu itu dengan pintu-pintu yang banyak. Seorang hamba disana
seperti seorang musafir yang tinggal di hutan, banyak jalan yang sulit dilalui,
dan dalam malam yang gelap, kecuali dengan penglihatan hati, maksudnya, hati
yang jernih dibersihkan dengan takwa. Sedangkan sebagai mataharinya yang
bersinar terang adalah ilmu yang bercokol yang diambil faidah dari Kitab Allah
dan sunah Rasul-Nya, yang dapat digunakan sebagai petunjuk kepada jalan-jalan setan
yang sulit. Mengapa kamu tidak begitu, sedang jalan-jalannya banyak dan serba
sulit.
BERSAMBUNG…
(halaman ini
masih dalam tahap pengetikan.)
Keutamaan Jihad
Keutamaan
Jihad
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya
orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan
jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang benar.” (QS.
Al-Hujurat:15)
An-Nu’man
bin Basyir r.a berkata, aku pernah berada di samping mimbar Rasulullah SAW. seorang laki-laki berkata, “Aku tidak peduli untuk tidak mengerjakan suatu
amalan setelah Islam kecuali aku memberi minum orang yang mengerjakan ibadah
haji.”
Yang lain berkata, “Aku tidak peduli untuk tidak mengerjakan suatu amalan
setelah Islam, kecuali memakmurkan Masjidil Haram.”
Yang lain lagi juga berkata, “Sungguh jihadlah yang lebih utama dari apa yang kamu katakan.”
Lalu Umar bin Al-Khattab
melarang mereka dan berkata, “Janganlah kamu mengeraskan suara-suaramu di samping
mimbar Rasulullah SAW. ini adalah
adalah hari Jumat. Tetapi kalau aku telah melakukan shalat Jumat aku akan masuk
dan minta fatwa pada beliau mengenai apa yang sedang kamu perselisihkan.”
Lalu Allah SWT berfirman:
“Apakah
(orang-orang) yang memberi minum kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan
mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada
Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama disisi
Allah, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.” (QS.
At-Taubah:19)
BERSAMBUNG,…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Hak Suami atas Istri
Hak
Suami Atas Istri
Perkataan yang paling
tepat, bahwa sesungguhnya perkawinan adalah merupakan semacam perbudakan saja.
Jadi, istri tak ubahnya seorang budak dalam perkawinan. Maka wajib bagi istri
mentaati suaminya secara mutlak dalam setiap hal, tetapi sekitar hal yang tidak
mengagungkan hak suami atas dia. Beberapa hadis sangat banyak.
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Perempuan manapun yang mati sedang suaminya ridha
padanya, dia akan masuk surga.”
Pernah seorang laki-laki keluar bepergian dan berpesan pada istrinya
untuk tidak turun dari tingkat bawah. Ayah perempuan itu sedang berada di
tingkah bawah dan sakit. Perempuan itu mengirim utusan kepada Rasulullah SAW, meminta ijin untuk
turun menemui ayahnya.
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Taatlah kepada suamimu.”
Lalu ayahnya itu meninggal. Dia minta pendapat kepada beliau.
Beliau bersabda: “Taatlah kepada
suamimu.”
Kemudian ayahnya dikubur dan Rasulullah
SAW mengutus seorang utusan kepada perempuan itu, dengan mengabarkan bahwa
sesungguhnya Allah SWT telah
mengampuni ayahnya berkat ketaatannya terhadap suaminya.
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Apabila seorang perempuan telah shalat lima waktu,
berpuasa sebulan, menjaga farjinya, dan taat kepada suaminya, maka dia akan
masuk surga Tuhannya.”
Beliau telah
mengumpulkan ketaatan terhadap suami dengan dasar-dasar Islam. Rasulullah SAW pernah menuturkan tentang
wanita-wanita.
Beliau bersabda: “Mereka
perempuan-perempuan yang mengandung, melahirkan, menyusui, menyayangi anak-anak
mereka. Seandainya tidak ada hal yang mereka lakukan terhadap suami-suaminya,
maka akan masuk surgalah orang-orang yang melihat neraka. Kebanyakan penghuni
neraka adalah kaum wanita.”
Wanita-wanita itu berkata, “Mengapa Ya Rasulullah?”
Beliau bersabda:
“Mereka
memperbanyak laknat dan mengingkari asyir
(yang mengumpuli).” Yakni suami yang menggaulinya.
Di dalam khabar yang lain diceritakan, “Aku pernah
melihat ke dalam surga. Tiba-tiba sebagian besar penghuninya adalah wanita.”
Aku bertanya,
“Di mana
wanita-wanita.”
Beliau bersabda:
“Mereka
menyibukkan dua buah kemerahan, emas dan za’faran.” Yakni perhiasan
emas dan perak dan pakaian yang di wenter (diberi warna).
BERSAMBUNG…
(halaman ini
masih dalam tahap pengetikan.)
Hak Istri atas Suami
Hak
Istri Atas Suami
Hak-hak istri atas suami
sangat banyak. Di antaranya berbudi pekerti yang baik, tabah terhadap gangguan
(disakiti) sebagai rasa sayang pada mereka, karena keterbatasan akal mereka.
Allah berfirman: “Dan bergaullah dengan mereka secara
patut.”
(QS. An-Nisa’:19)
Dia juga
berfirman dalam menerangkan kebesaran hak mereka:
“Dan
mereka (istri-istrimu) telah mengambil dari kamu perjanjian yang kuat.” (QS. An-Nisa’:31)
Dan berfirman: “Dan
teman sejawat.” (QS. An-Nisa:36)
Dikatakan, “Dia adalah perempuan.” Wasiat terakhir Rasulullah SAW ada tiga hal. Beliau mengatakan
hingga tertahan-tahan lidah dan samar pembicaraannya.
Beliau bersabda: “Shalat, shalat (peliharalah shalat) dan apa yang
dimiliki tangan kananmu, (seperti budak) janganlah kamu memaksakan terhadap
mereka apa yang mereka tidak mampu. Allah, Allah (bertakwalah kepada Allah)
mengenai wanita. Karena mereka adalah tawanan di tanganmu. Kamu telah
mengambilnya dengan amanat Allah dan menjadikan halal farjinya dengan kalimat
Allah.”
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Barangsiapa yang bersabar atas kejelekan budi pekerti
istrinya. Allah akan memberinya pahala seperti apa yang diberikan kepada Ayyub.
Dan barangsiapa yang bersabar atas kejelekan budi pekerti suaminya, Allah akan
memberikan pahala seperti pahala Asiyah istri Fir’aun.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Keutamaan-keutamaan Jumat
Keutamaan-keutamaan
Jumat
Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya ini adalah merupakan hari yang agung, Allah mengagungkan Islam dan mengistimewakan orang-orang Islam
dengan Jumat.
Allah SWT berfirman: “Apabila diseru menunaikan
shalat pada hari Jumat, maka bersegeralah
kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual-beli.” (QS. Al-Jum’ah:9)
“Allah
mengharamkan sibuk dengan hal-hal dunia dan dengan segala hal yang dapat
memalingkan orang dari bersegera ke Jumatan.”
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang meninggalkan Jumat tiga kali, dengan
tanpa uzur, maka Allah akan mencap (menutup) hatinya.”
Dalam sebuah
lafal yang lain dikatakan, “Maka sungguh dia telah mencampakkan Islam di belakang
punggungnya.”
Ada seorang laki-laki berselisih dengan Ibnu Abbas. Dia bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai seorang laki-laki
yang mati dan tidak pernah menghadiri Jumat maupun Jamaah. Ibnu Abbas berkata, “Di dalam
Neraka.” Lalu tidak henti-hentinya laki-laki itu hilir mudik selama
sebulan dengan bertanya mengenai itu. Dia tetap berkata, “Di dalam Neraka.”
Di dalam Al-Khaibar dikatakan, “Sesungguhnya orang-orang yang memiliki dua buah Kitab
telah diberi hari Jumat. Mereka berselisih dan berpaling darinya. Allah telah menunjukkan kita kepada
hari itu dan Dia mengakhirkannya
untuk umat ini serta menjadikannya sebagai hari raya. Jadi, mereka adalah
manusia yang paling berhak dengan hari
itu lebih dahulu dan orang-orang yang memiliki dua buah Al-Kitab itu menyusul
mereka.”
Hadis Anas
menyebutkan, bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda, “Datanglah Jibril padaku dan di telapak
tangannya terdapat cermin yang putih dan berkata, “Ini adalah Jumat, Tuhanmu memfardhukannya
kepadamu agar menjadi hari raya bagimu dan bagi umatmu sepeninggalmu.”
Aku
berkata, “Lalu apa yang ada bagi kami di hari itu.”
Dia
berkata, “Kamu memiliki sebuah saat yang
paling baik, barangsiapa yang berdoa
dengan kebaikan yang dibagikannya, maka Allah akan memberinya kebaikan dan
tidak ada bagian yang disimpan untuknya yang lebih agung dari itu, atau dia
berlindung dari kejelekan yang telah tertulis atas dia, kecuali Allah akan melindunginya
dari yang lebih besar dari itu. Dia adalah pemimpin semua hari dan kita akan menyebutnya
besok pada hari akhirat dengan “Hari tambahan”.
Aku
berkata, “Mengapa begitu.”
Jibril
berkata, “Sesungguhnya Tuhanmu Azza wa Jalla telah membuat sebuah
lembah yang lebih semerbak daripada misik dan juga lebih putih. Lalu apabila
datang hari Jumat, maka Allah SWT
turun dari Illiyin ke atas Kursi-Nya dan
melihat kepada mereka, sehingga mereka memandang kepada Zat-Nya yang agung.”
Nabi
Muhammad SAW bersabda: “Sebaik-baik hari pada terbit matahari adalah hari Jumat, di
hari itu Adam a.s diciptakan, di masukkan ke surga, diturunkan
ke bumi, diterima tobatnya, hari kematiannya dan akan berdiri kiamat. Hari itu
di sisi Allah adalah hari
Penambahan. Demikianlah malaikat-malaikat menyebutnya di langit. Dan juga hari
melihat kepada Allah SWT.”
Di sebutkan dalam Al-Khaibar, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla
membebaskan setiap Jumat enam ratus ribu orang dari neraka.”
Di dalam
hadis Anas r.a di katakan bahwa
sesungguhnya Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Apabila hari Jumat selamat, maka selamat pula semua
hari.”
Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya
neraka Jahim itu menyala setiap hari sebelum zawal (matahari tergelincir dari
tengah langit), yaitu pada waktu istiwa’ (matahari di tengah langit) dalam
jantung langit. Maka janganlah kamu shalat saat ini, kecuali hari Jumat, karena
hari itu waktu shalat dan sesungguhnya Jahanam tidak menyala pada hari itu.”
Ka’b berkata, “Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mengutamakan
Makkah di antara beberapa negeri, Ramadhan di antara beberapa bulan dan Jumat
di antara hari-hari, serta Lailatul-qadar di antara malam-malam.”
Dikatakan, “Sesungguhnya burung-burung dan bangsa
serangga bertemu satu dengan yang lain pada hari Jumat. Mereka berkata,
‘Selamat, selamat, ini adalah hari yang bagus.’ Jumat atau malam Jumat, maka
dituliskan baginya pahala orang yang mati syahid dan dipelihara dari siksa
kubur.”
Mi’raj Nabi Muhammad SAW
Mi’raj
Nabi Muhammad SAW
Imam Bukhari
meriwayatkan dari Qatadah, Anas bin Malik, Malik bin Sha’sha’ah, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW menceritakan kepada mereka (sahabat) mengenai
malam beliau saat di isra’kan. Beliau bersabda: “Pada waktu itu aku berada di Hathim (yaitu
Hijr).” Kadang-kadang beliau bersabda, “Di Hijr dengan berbaring, tiba-tiba
seseorang datang kepadaku seseorang (malaikat).”
Lalu dia memutus dan berkata, “Dan aku mendengar beliau bersabda, Dia membelah apa
yang ada di antara ini dan ini.” Aku berkata kepada Al-Jarud, “Ia sampai dua buah sisi (mana) yang beliau
maksudkan?”
Dia berkata, “Mulai dari lekukan atas dadanya sampai dengan rambutnya
(dibawah perut).” Dia lalu mengeluarkan hatiku. Kemudian aku
dibawakan sebuah ember emas yang dipenuhi keimanan. Dicucilah hatiku, diisi dan
dikembalikan. Kemudian aku dibawakan seekor dabbah (binatang) di bawah bighal
(turunan campuran antara kuda dan keledai) dan di atas keledai, serba putih.
Al-Jarud berkata
pada Anas, “Di Buraq hai Abu Hamzah?”
Anas berkata, “Ya.”
Dia meletakan langkahnya pada tempat terjauh dari penglihatannya. Aku dinaikkan
ke atasnya dan JIbril membawaku
berangkat, sehingga dia sampai pada langit dunia dan mengetuk. Dikatakan, “Siapa ini?”
Dia berkata, “Jibril” dikatakan lagi, “Dan siapa bersamamu?”
Dia berkata, “Muhammad.” Dikatakan, “Dan dia telah diutus (untuk keperluan ini?)”
Dia berkata, “Ya.” Dikatakan lagi, “Selamat datang, sebaik-baik kedatangan adalah kedatangannya.” Lalu
dibukalah dan setelah aku sampai, tiba-tiba di dalam langit itu terdapat Adam. Jibril berkata, “Ini adalah bapakmu Adam.”
Lalu dia memberi salam pada Adam
dan aku pun memberi salam padanya.
Dia lalu menjawab salam dan berkata, “Selamat datang anak yang saleh dan Nabi
yang saleh.”
Kemudian Jibril membawa naik aku hingga sampai
pada langit kedua. Dia lalu mengetuk. Dikatakan, “Siapa ini?” dia berkata, “Jibril.”
Dikatakan lagi, “Dan
siapa orang yang bersamamu?” dia berkata, “Muhammad.” Dikatakan, “Selamat datang
dan sebaik-baik kedatangan adalah kedatangan dia.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini
masih dalam tahap pengetikan.)
Siksaan Orang yang Minum Arak
Siksaan
Orang Yang Minum Arak
Allah SWT benar-benar telah menurunkan mengenai arak tiga buah
ayat.
Pertama firman Allah SWT:
“Mereka
bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah, ‘Pada keduanya itu
terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia’…” (QS.
Al-Baqarah:219)
Lalu bagaimana muslimin
ada yang minum arak dan ada yang meninggalkan, sampai ada seorang laki-laki
minum lalu masuk dalam shalat dan dia mengigau. Maka turunlah firman Allah SWT:
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan
mabuk…” (QS. An-Nisa’:43)
Maka orang Islam ada yang
masih meminumnya dan ada pula yang telah meninggalkannya. Umar ra masih meminum arak. Lalu Umar ra mengambil rahang unta dan memukulkan ke kepala Abdur Rahman bin Auf. Kemudian dia
duduk meratapi atas orang-orang yang gugur dalam perang Badar. Berita itu
sampai pada Rasulullah SAW, maka
beliau keluar dalam keadaan marah sambil menyeret selendangnya. Beliau mengangkat
sesuatu yang ada di tangannya, lalu memukulkan kepada Umar. Umar berkata, “Aku berlindung
kepada Allah dari kemurkaan-Nya dan kemurkaan Rasul-Nya.” Maka Allah
SWT menurunkan ayat: “Sesungguhnya
setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu
lantaran (meminum) khamar dan berjudi…” (QS. Al-Maidah:91)
Umar berkata, “Kami
menghentikan, kami menghentikan.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Hak-hak Bertetangga dan Berbuat Baik Terhadap Orang-orang Miskin
Hak-hak
Bertetangga dan Berbuat Baik Terhadap Orang-orang Miskin
Ketahuilah, bahwa
sesungguhnya bertetangga menuntut hak seperti keharusan dalam persaudaraan
Islam. Maka seorang tetangga muslim memiliki hak yang dimiliki setiap orang Islam
dan masih ada tambahan hak lagi. Karena Nabi
Muhammad SAW bersabda:
“Tetangga-tetangga
itu ada tiga macam. Tetangga yang hanya memiliki sebuah hak saja, tetangga
yang memiliki dua buah hak dan tetangga yang memiliki tiga buah hak. Adapun tetangga
yang memiliki tiga buah hak adalah tetangga yang memiliki dua buah hak dan tetangga
yang memiliki dua buah hak tetangga muslim, maka dia memiliki sebuah hak
tetangga musyrik.”
Perhatikanlah bagaimana beliau menetapkan hak bagi orang musyrik
hanya dengan sebab bertetangga. Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Perbaikilah cara bertetangga dengan tetanggamu, maka
kamu menjadi seorang muslim sejati.”
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Tidak henti-hentinya Jibril mewariskan padaku mengenai
tetangga, hingga aku menyangka bahwa sesungguhnya dia akan menjadikannya
sebagai waris yang dapat mewaris.”
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
maka hendaklah dia memuliakan tetangganya.”
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Tidaklah beriman seorang hamba sehingga tetangganya bisa
merasa aman dari bahayanya.”
Nabi Muhammad
SAW juga bersabda: “Pertama-tama dua orang yang bertengkar pada hari kiamat
adalah dua orang yang bertetangga.”
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Apabila kamu melempar anjing tetanggamu, maka
benar-benar kamu telah menyakitinya.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini masih dalam tahap pengetikan.)
Berbakti Kepada Kedua Orang Tua dan Hak-hak Anak
Berbakti
Kepada Kedua Orang Tua dan Hak-hak Anak
Tidak samar lagi, bahwa
sesungguhnya apabila hak-hak kerabat dan kekeluargaan itu menjadi kukuh, maka
yang lebih khusus dan lebih dekat di antara kekeluargaan itu adalah mengenai
kelahiran (yang melahirkan dan dilahirkan),
lalu berlipat-gandalah kekukuhan haknya.
Nabi Muhammad
SAW bersabda: “Tidak akan dapat membalas seorang anak kepada orang
tuanya sehingga dia menemukannya dalam keadaan budak, lalu dibelinya dan
di merdekakannya.”
Nabi Muhammad SAW juga bersabda: “Berbakti
kepada kedua orang tua adalah lebih utama daripada shalat, sedekah, puasa,
haji, umrah dan jihad dijalan Allah”
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Barangsiapa yang pada pagi harinya
di ridhai kedua orang tuanya, maka dia mempunyai dua buah pintu yang terbuka
menuju ke surga. Dan barangsiapa yang pada sore harinya di ridhai kedua orang
tuanya, maka dia juga akan mendapatkan hal yang sama.”
BERSAMBUNG…
(halaman ini
masih dalam tahap pengetikan.)
Subscribe to:
Posts (Atom)
-
Keutamaan-keutamaan Bulan Rajab Kata ‘Rajab’ diambil dari masdar ‘tarjib’ artinya memuliakan. Dan di sebut pula dengan Al-Ashab (ya...
-
Ibnu Abbas r.a berkata, Rasulullah SAW datang di Madinah, lalu beliau menemukan orang-orang Yahudi sedang berpuasa hari Asyura’. Beli...
-
Takut Mukasyafatul Qulub Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah SWT telah menciptakan malaikat denga...
-
Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan Mukasyafatul Qulub Seyogyanya bagi orang yang berakal, mengekang keinginan nafsunya dengan l...
-
Takut Kepada Allah Abu Laits berkata , “Sesungguhnya Allah SWT memiliki Malaikat-malaikat di langit yang selalu sujud sejak Allah S...
-
Siksaan Ulama Dunia Mukasyafatul Qulub Kami maksudkan dengan ulama dunia adalah ulama jahat yang tujuan ilmunya untuk kemewaha...
-
Riyadhah dan Kesenangan Nafsu Allah SWT menurunkan wahyu kepada Musa AS : “Hai Musa, kalau engkau ingin Aku lebih dekat denganmu da...