Monday, September 26, 2016

Peringatan Azab Jahanam

   Bukhari meriwayatkan, paling banyak doa Nabi Muhammad SAW adalah, “Ya Tuhan kami, berilah pada kami kebaikan di dunia dan di akhirat. Peliharalah kami dari siksa Neraka.”
Abu Ya’la meriwayatkan, bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad SAW pernah berkhutbah, “Janganlah kamu melupakan dua hal besar, yaitu Surga dan Neraka.”
Lalu beliau menangis sehingga mengalir air matanya sampai membasahi jenggotnya.
Kemudian bersabda:
“Demi Tuhan yang jiwaku berada di tangan-Nya. Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui mengenai perkara akhirat, tentu kamu akan berjalan di atas tanah lapang dan tentu kamu akan menaburi debu di atas kepalamu.”

Ath-Thabrani di dalam Al-Ausath berkata, “Jibril datang kepada Nabi Muhammad di sebuah waktu yang tidak seperti waktu biasanya dia mendatangi beliau. Rasulullah SAW berdiri dan bersabda: “Hai Jibril, mengapa aku melihatmu berubah warna?”
Jibril berkata: “Aku tidak datang kepadamu, sehingga Allah telah memerintahkan dengan penghembus-penghembus Neraka.”
Rasulullah SAW bersabda: “Hai Jibril, tuturkanlah sifat-sifat Jahanam kepadaku.”
Jibril berkata: “Sesungguhnya Allah SWT memerintahkan Jahanam, lalu dinyalakan dia selama seribu tahun, sehingga menjadi putih. Kemudian memerintahkan lagi dan dinyalakan seribu tahun, sehingga menjadi merah. Lalu memerintahkan lagi dan dinyalakan seribu tahun sehingga menjadi hitam. Jadi dia hitam, gelap dan tidak bercahaya percikan apinya serta tidak pernah padam jilatan apinya. Demi Tuhan yang telah mengutusmu dengan haq, seandainya seorang malaikat penjaga Jahanam muncul kepada penghuni dunia, tentu semua orang-orang di bumi akan mati karena keburukan wajah dan kebusukan baunya. Dan demi Tuhan yang mengutusmu dengan haq, seandainya sebuah mata dari mata-mata rantai penghuni Neraka yang dituturkan Allah dalam Kitab-Nya itu diletakkan di atas gunung-gunung dunia, tentu dia akan membenarkannya dan tidak membawa, kecuali setelah sampai pada bumi yang terbawah.”
Rasulullah SAW bersabda: “Cukup bagiku hai Jibril. Jangan sampai hatiku pecah lalu aku mati.”

Berkata perawi, “Lalu Rasulullah SAW melihat Jibril dalam keadaan menangis.”
Beliau bersabda: “Engkau menangis hai Jibril, sedang kamu dari Allah berada dalam kedudukan yang sekarang sedang kamu miliki.”
Dia berkata: “Bagaimana aku tidak menangis, sedang aku lebih harus menangis. Mungkin aku dalam ilmu Tuhan akan berada dalam keadaan, selain keadaan yang sedang aku hadapi ini. Dan aku pun tidak tahu mungkin aku akan dicoba dengan cobaan yang menimpa Harut dan Marut.”
Rasulullah dan Jibril menangis tidak henti-henti, sehingga dipanggillah mereka,
“Hai Jibril dan Muhammad, sesungguhnya Allah telah menjamin aman kamu berdua dari mendurhakai-Nya. Naiklah Jibril dan keluarlah Rasulullah SAW.”

lalu beliau melewati sekelompok orang dari sahabat Anshar sedang tertawa-tawa dan bermain-main. “Adakah kamu bisa tertawa, sedang di belakangmu terdapat Jahanam? Seandainya kamu mengetahui apa yang aku ketahui, tentu kamu akan sedikit tertawa dan banyak menangis, kamu tidak lagi dapat memasukkan dengan nyaman (tidak tersendat dalam tenggorokan) makanan dan minuman, dan kamu akan keluar ke padang-padang luas merendahkan diri kepada Allah Azza wa Jalla.”
Beliau dipanggil, “Hai Muhammad, janganlah kamu membuat putus asa hamba-hamba-Ku. Sesungguhnya aku mengutusmu tidak sebagai orang yang menyulitkan.”
Lalu beliau bersabda: “Benarkanlah dan berbuat sedanglah.”

Diriwayatkan, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Jibril,
“Mengapa aku tidak pernah melihat Mika’il tertawa sama sekali?”
Dia berkata: “Mika’il tidak tertawa lagi sejak Neraka di ciptakan.”

Ibnu Majah dan Al-Hakim meriwayatkan, serta men-shahih-kannya,
“Sesungguhnya apimu ini adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian api Neraka Jahanam. Dan seandainya dia tidak di padamkan dua kali dengan air, tentu kamu tidak akan dapat mengambil manfaat. Dan sesungguhnya dia telah berdoa kepada Allah Azza wa Jalla agar Dia tidak mengembalikannya ke dalam Jahanam.”

Dari Al-Baihaqi, sesungguhnya Umar r.a pernah membaca ayat:
“Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit merek dengan kulit yang lain. Supaya mereka merasakan azab.” (QS. An-Nisa’:56)

Dia berkata, “Hai Ka’b, ceritakanlah padaku mengenai tafsirnya. Kalau kamu benar, tentu aku akan membenarkanmu dan jika kamu berbohong tentu aku akan menolakmu.”
Ka’b berkata, “Sesungguhnya kulit anak cucu Adam dibakar dan diperbaharui dalam satu jam atau dalam sehari enam ribu kali.”
Umar berkata, “Engkau benar.”
Dari Al-Baihaqi, sesungguhnya Hasan Al-Bashri berkata mengenai ayat itu,
“Api Neraka memakan mereka setiap hari tujuh puluh kali.” Setiap api itu memakan mereka dikatakanlah pada mereka, “Kembalilah kamu seperti semua. Lalu kembalilah mereka seperti semula.”

Didatangkan orang yang paling mendapat nikmat di dunia dan penghuni Neraka. Lalu dia dicelup (ditenggelamkan) dalam Neraka dengan sekali celup. Kemudian dikatakan padanya, “Hai anak Adam, apakah kamu pernah melihat kebaikan yang sempurna, apakah pernah lewat padamu sebuah kenikmatan dengan sempurna?”
Dia berkata, “Tidak, demi Allah ya Tuhanku.”

Dan didatangkan pula orang yang paling menderita dari manusia ketika di dunia di antara penghuni-penghuni Surga. Lalu dia dicelup dalam Surga dengan sekali celup, dan dikatakan padanya, “Hai anak Adam, apakah kamu pernah melihat sebuah penderitaan dengan sempurna, apakah pernah lewat padamu sebuah kesusahan sempurna?”
Dia berkata, “Tidak, demi Allah ya Tuhanku. Tidak pernah melewatiku sebuah penderitaan sempurna dan tidak pernah aku melihat sebuah kesusahan sempurna.”

Ibnu Majah meriwayatkan, “Dilepaslah tangisan atas penghuni-penghuni Neraka. Lalu mereka menangis, sehingga kering air matanya. Kemudian mereka menangis dengan darah, sehingga wajah mereka membentuk seperti parit-parit. Seandainya perahu-perahu dilepas di situ tentu akan dapat berjalan.”

Abu Ya’la berkata, “Hai sekalian manusia, menangislah kamu. Kalau kamu tidak dapat menangis, maka berusahalah menangis. Karena penghuni-penghuni Neraka akan menangis, sehingga mengalir air mata-air mata mereka seperti parit-parit pada wajah mereka, kemudian keringlah air matanya lalu mengalirlah darah hingga melukai mata.”

No comments:

Post a Comment