Monday, September 26, 2016

Timbangan Amal dan Shirath

   Abu Dawud meriwayatkan dari Al-Hasan. Hasan dari Aisyah, sesungguhnya dia menangis. Bersabdalah Rasulullah SAW: “Apa yang membuatmu menangis.!”
Dia berkata, “Aku mengingat Neraka lalu aku menangis. Lalu apakah engkau mengingat keluargamu pada hari kiamat?”

   Nabi Muhammad SAW bersabda: “Kalau dalam tiga tempat, maka seseorang tidak akan mengingat yang lain. Di samping Mizan (timbangan), sehingga dia mengetahui ringankah timbangan amalnya atau berat. Ketika lembaran-lembaran amal beterbangan sehingga dia mengetahui kemanakah catatan amalnya itu jatuh, di tangan kanan atau di tangan kirinya, atau di belakang punggungnya. Disamping shirath ketika diletakkan di tengah-tengah Jahanam, sehingga dia mengetahui adakah dia dapat melewati atau tidak.”

  At-Tirmidzi dari Anas r.a berkata, “Aku memohon pada Rasulullah SAW agar beliau memberi syafaat padaku besok pada hari kiamat. Beliau bersabda: ’Aku akan melakukan itu Insya Allahu Ta’ala’.
Aku berkata, “Lalu di mana aku harus mencarimu?”
Beliau bersabda, “Pertama, kamu harus mencari aku di shirath.”
Beliau bersabda, “Carilah aku di samping Mizan.”
Aku berkata, “Kalau aku tidak menemukan engkau di samping Mizan?”
Beliau bersabda, “Carilah aku di samping telaga. Karena aku tidak akan meleset dari tiga tempat ini.”
Al-Hakim meriwayatkan, “Timbangan amal dipasang pada hari kiamat. Seandainya bumi dan langit ditimbang atau diletakkan, tentu akan dapat diletakkan (muat).”
Malaikat-malaikat berkata, “Ya Tuhan, untuk siapa timbangan ini?”
Allah SWT berfirman:
“Untuk siapa saja yang Aku kehendaki dari makhluk-Ku.”
Malaikat-malaikat berkata, “Maha Suci Engkau, kami belum mengabdi pada-Mu dengan sepenuh pengabdian.”
Dan dipasanglah shirath seperti ketajaman pisau cukur.
Malaikat-malaikat berkata, “Siapakah yang akan melewati shirath ini?”
Allah SWT berfirman:
“Siapa saja yang Aku kehendaki dari makhluk-Ku.”
Malaikat-malaikat berkata, “Maha Suci Engkau, kami belum mengabdi kepada-Mu dengan sepenuh pengabdian.”

   Ibnu Mas'ud ra berkata, "Diletakkanlah sirath di tengah-tengah Jahanam seperti ketajaman pedang yang di tipiskan, licin, dan menggelincirkan, di atasnya terdapat beberapa pengait dari api neraka yang dipergunakan menyambar. Lalu ada orang yang ditangkap dan diterjunkan ke neraka dan pingsan. Dan di antara mereka ada orang yang lewat seperti kilat. Lalu pengait api itu tidak melekat sehingga mereka selamat, mereka ada yang seperti angin, seperti larinya kuda, seperti larinya seorang laki-laki, seperti lari kecilnya seorang laki-laki dan kemudian mereka seperti ditangkap dan diterjunkan ke neraka dan pingsan. Dan di antara mereka ada orang yang lewat seperti kilat, seperti larinya kuda, seperti lari seorang laki-laki, seperti lari kecilnya seorang laki-laki, seperti perjalanan kaki seorang laki-laki yang telah dibakar neraka, sehingga dia telah menemukan kesengsaraan di dalamnya. Kemudian Allah memasukkan ke dalam neraka dengan anugerah, kemurahan dan rahmat-Nya." 
Dikatakan padanya, "Memohonlah dan berangan-anganlah."
Dia berkata, "Ya Tuhanku, apakah Engkau memperolok-olokkan aku, sedang Engkau Tuhan pemilik keagungan?"
Dikatakan padanya lagi, "Memohonlah dan berangan-anganlah." sehingga telah berputus semua angannya.
Dia berfirman, "Bagimu apa yang kamu mohon dan disertai yang semisalnya lagi."

Muslim meriwayatkan dari Ummi Mubasyir Al-Nashariyah ra, sesungguhnya dia mendengar Rasulullah SAW bersabda disamping Hafsah ra, "Tidak akan masuk neraka, Insya Allah, seorang dari pemilik-pemilik syajarah yang telah mengadakan bai'at."
Dia berkata, "Tentu masuk ya Rasulullah."
Maka beliau membentaknya. berkatalah Hafshah, "Dan tidak ada seorang pun daripadamu, kecuali mendatangi neraka itu." (QS.Maryam:71)

Nabi Muhammad SAW bersabda, Allah benar-benar telah berfirman:
"Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang dzalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (QS.Maryam:72)

   Ahmad meriwayatkan, sesungguhnya golongan sahabat berbeda pendapat dalam masalah "Kedatangan."
sebagian mereka berkata, "Tidak akan memasukinya orang beriman."
dan berkata sebagian yang lain, "Mereka memasuki semuanya, kemudian Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa."
sebagian mereka bertanya pada Jabir bin Abdillah ra. Dia berkata, "Kamu akan mendatangi seluruhnya, kemudian dia mengulurkan dua buah jarinya kepada kedua telinganya dan berkata, "Tulislah kedua telingannya dan berkata, "Tulilah kedua telinga ini, kalau aku tidak mendengar Rasulullah SAW bersabda, "Al-Wurud" (kedatangan) itu yang dimaksud adalah masuk. Tidak tersisa seorang yang berbakti maupun yang menyimpang, kecuali akan memasukinya. Lalu orang-orang mukmin itu merasa dingin dan selamat sebagaimana yang telah terjadi atas Ibrahim. Sehingga sesungguhnya bagi neraka." atau beliau bersabda, "Bagi Jahanam ada kegemuruhan untuk kesejukan mereka. kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalamnya dalam keadaan berlutut."

Al-Hakim meriwayatkan, "Manusia-manusia mendatangi neraka, kemudian mereka keluar meninggalkannya dengan amal-amalnya. Pertama mereka seperti sambaran kilat, kemudian seperti kilatan angin, kemudian seperti larinya kuda, kemudian seperti orang yang naik di atas unta kendaraannya, kemudian seperti lari seorang laki-laki, kemudian seperti jalan kakinya."

No comments:

Post a Comment