Monday, September 26, 2016

Wafatnya Nabi Muhammad SAW

 Ibnu Mas’ud berkata, “Kami telah bertemu pada Rasulullah SAW di dalam rumah ibu kita, Aisyah r.a ketika telah dekat waktu perpisahan. Beliau memandang kepada kami dan kedua matanya melelahkan air mata. Kemudian beliau bersabda:
“Selamat datang kamu, semoga Allah memberi penghormatan padamu, semoga Allah melindungimu, dan semoga Allah menolongmu. Aku berwasiat padamu supaya bertakwa kepada Allah dan berserah kepada Allah. Sesungguhnya aku bagi kamu adalah orang yang memperingatkan yang nyata dari-Nya, agar kamu tidak sombong kepada Allah di dalam negeri-negeri dan hamba-hamba-Nya. Benar-benar telah dekat ajalnya dan kembali kepada Allah, kepada Sidratil-Muntaha, ke Surga Ma’wa dan ke ka’sil aufa (minuman yang sempurna). Maka bacakanlah atas dirimu dan atas orang-orang yang masuk dalam agamamu sepeninggalku, salam dariku serta rahmat Allah.”

Diriwayatkan, sesungguhnya Nabi Muhammad SAW bersabda kepada Jibril a.s ketika menjelang wafatnya, “Untuk siapakah umat sepeninggalanku?”
Lalu Allah menurunkan wahyu kepada Jibril, yaitu: “Gembirakanlah kekasih-Ku. Sesungguhnya Aku tidak menghinakan umatnya. Dan gembirakanlah, bahwa sesungguhnya dia adalah manusia yang paling dahulu keluar dari bumi pada waktu mereka dibangkitkan pemimpinnya apabila mereka dihimpun. Dan sesungguhnya Surga diharamkan bagi semua umat, sehingga umat Muhammad memasukinya.”
Beliau bersabda: “Sekarang bergembiralah kedua mataku.”
Aisyah r.a berkata, Kami telah diperintahkan Rasulullah SAW untuk memandikannya dengan tujuh buah qirbah (tempat air) dari tujuh buah sumur. Lalu kami mengerjakan itu dan beliau menemukan kesegaran. Beliau keluar dan shalat bersama manusia. Beliau memohon ampun untuk orang-orang yang mengikuti perang Uhud dan mendoakan mereka serta mewasiatkan sahabat-sahabat Anshar.

Beliau bersabda: “Adapun setelah semua itu, wahai golongan sahabat Muhajirin, sesungguhnya kamu bertambah-tambah sedangkan sahabat-sahabat Anshar tidak bertambah keadaannya yang sekarang ini. Dan sesungguhnya sahabat Anshar adalah pusat rahasiaku (orang Anshar) yang aku berlindung kepadanya. Maka muliakanlah orang rahasiaku yang aku berlindung kepadanya. Maka muliakanlah orang yang mulia kepada mereka yakni yang berbuat baik dari mereka dan ampunilah yang berbuat salah dari mereka.”

Kemudian beliau bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba disuruh memilih antara dunia dan apa yang ada di sisi Allah. Lalu dia memilih apa yang ada di sisi Allah.”
Abu Bakar r.a menangis. Dia berpendapat, sesungguhnya beliau menghendaki dirinya sendiri.

   Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sebentar hai Abu Bakar, tutuplah pintu-pintu ini dan jalan-jalan di masjid, kecuali pintu Abu Bakar. Karena sesungguhnya aku tidak melihat seseorang yang lebih utama di sampingku dalam menemani, daripada Abu Bakar."
Aisyah ra berkata, "Lalu wafatlah Nabi Muhammad SAW di dalam rumahku, saat hari giliranku dan di antara tulang atas dadaku dan paru-paruku. Dan Allah mempertemukan antara ludahku dan ludahnya. Lalu masuklah saudara laki-laki Abdur Rahman sedang di tangannya terdapat siwak. Beliau memandangnya. Aku mengerti bahwa beliau tertarik dengan siwak itu. Aku berkata pada beliau, "Aku ambilkan untukmu?" Beliau mengisyaratkan dengan memasukakan ke dalam mulutnya, tetapi beliau merasa kesulitan. Aku berkata, "Aku lembekkan untukmu?" Beliau mengisyaratkan dengan kepalanya, "Ya." Aku lembekkan siwak itu. Dan di muka beliau (waktu itu) ada setabung air. Beliau bergegas memasukkan tangan ke dalamnya dan bersabda, "Laa ilaaha illallah, sesungguhnya mati itu memiliki sekarat (kesengsaraan-kesengsaraan)"
Kemudian beliau menegakkan tangannya dan bersabda, "Ar-Rafiiqal A'la, Ar-Rafiiqal A'la (kawan yang agung)" Aku berkata, "Kalau demikian, Demi Allah beliau tidak memilih kita."

   Sa'id bin Abdillah meriwayatkan dari ayahnya, dia berkata, "Setelah sahabat-sahabat Anshar melihat, bahwa sesungguhnya Rasulullah bertambah berat, mereka lalu mengerumuni masjid." Abbas ra menemui pada Rasulullah SAW dan memberitahukannya mengenai kedudukan dan kekhawatiran mereka. kemudian masuk pula Al-fadhl pada beliau dan memberitahukannya seperti itu.
Beliau mengulurkan tangannya dan bersabda, "Haa?"
mereka lalu memegang beliau. Beliau bersabda lagi, "Apa yang kamu katakan tadi?"
mereka berkata, "Kamu berkata bahwa kami mengkhawatirkan kalau kamu mati."
dan perempuan mereka berteriak-teriak karena berkumpulnya laki-laki kepada Nabi Muhammad SAW. Lalu Rasulullah SAW bangkit dan keluar dengan bertelekan pada Ali dan Al-Fadhl, sedang Al-Abbas berada di mukannya Rasulullah SAW yang pada waktu itu dalam keadaan terikat kepalanya. Beliau melangkah dengan kedua kakinya sehingga duduk pada tingkat paling bawah tangga mimbar. Dan menyerbulah manusia kepadanya. Beliau memuji Allah dan menyebut baik pada-Nya, kemudian bersabda, "Wahai sekalian manusia, sesungguhnya telah sampai padaku bahwa sesungguhnya kamu mengkhawatirkan kematianku. Seolah-olah itu merupakan kebencian dari kamu dan tidaklah kamu membenci kematian Nabimu. Bukankah aku telah mengabarkan kematian padamu dan dirimu sendiri telah pula memberitahukan kematian pada kamu. Adakah seorang nabi sebelum aku abadi di dalam kalangan orang yang diutus pada mereka, lalu aku juga abadi dalam kamu. Ingatlah, sesungguhnya aku akan bertemu dengan Tuhanku dan sesungguhnya kamu akan menyusul kepada-Nya. Dan sesungguhnya aku mewasiatkan padamu mengenai orang-orang Muhajirin yang dahulu-dahulu itu dengan baik dan aku pun mewasiatkan pada orang-orang Muhajirin mengenai apa yang ada di antara mereka sendiri.
Karena sesungguhnya Allah SWT berfirman:
"Demi masa, sesungguhnya manusia ini benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman...." (QS.Al-Anshar:1-3)


No comments:

Post a Comment