Takut Kepada Allah
Abu Laits berkata, “Sesungguhnya
Allah SWT memiliki Malaikat-malaikat di langit yang selalu sujud sejak Allah
SWT menciptakan mereka sampai hari kiamat, persendian mereka gemetar karena
takut menyalahi perintah Allah SWT. Apabila telah datang hari kiamat, mereka
mengangkat kepalanya dan berkata, ‘Maha Suci
Engkau, kami belum mengabdi kepada-Mu dengan sepenuh pengabdian,’”Mukasyafatul Qulub |
Itulah maksud firman Allah SWT:
“Mereka
takut kepada Tuhannya yang berkuasa atas mereka dan mengerjakan apa yang
diperintahkan pada mereka.” (QS.An-Nahl:50)
Maksudnya mereka tidak mendurhakai Allah SWT sekejap mata pun. Bersabda
Rasulullah SAW: “Ketika
tubuh seorang hamba berkerut karena takut kepada Allah SWT, maka berguguranlah
dosa-dosanya sebagaimana rontoknya daun-daun dari sebuah pohon.”
Ada seorang laki-laki yang hatinya tertambat pada seorang perempuan.
Suatu ketika perempuan itu keluar untuk memenuhi kebutuhannya dan laki-laki itu
pun pergi menyertainya. Setelah dia hanya berdua dengan perempuan itu di hutan,
sementara rombongannya tidur, dia mulai mengutarakan isi hatinya, lalu
perempuan itu berkata, “Lihatlah, apakah orang-orang itu telah tidur semua?”
Bergembiralah hati laki-laki itu mendengar ucapannya, dia menyangka
bahwa perempuan itu akan memenuhi harapannya. Dia berdiri dan mengelilingi
rombongan kafilah. Betul juga semua orang sudah tidur, lalu dia kembali kepada
perempuan itu.
Laki-laki itu berkata padanya: “Betul, semua orang
sudah tidur.”
Perempuan itu bertanya: “Bagaimana pendapatmu
mengenai Allah SWT, tidurkah Dia saat ini?”
Lalu laki-laki itu berkata: “Sesungguhnya Allah
SWT tidak pernah tidur dan tidak pernah menimpa-Nya kantuk dan tidak pula
tidur.”
Lalu perempuan itu berkata: “Sesungguhnya
Tuhan yang tidak tidur dan tidak pernah tidur akan melihat kita, walaupun
orang-orang tidak melihat. Maka lebih tepat kalau Dia ditakuti.”
Akhirnya laki-laki itu sadar dan
meninggalkannya karena takut kepada Allah Yang Maha Mencipta, dia bertobat dan
kembali ke rumahnya. Ketika dia telah mati, orang-orang memimpikannya di dalam
tidur. Ditanyakan padanya, “Bagaimana Allah memperlakukanmu?”
Dia berkata: “Allah telah mengampuniku sebab aku merasa
takut dan meninggalkan perbuatan dosa itu.”
Ada seorang Abid dari Bani Israil yang mempunyai banyak keluarga. Dia sedang dilanda kelaparan sampai kondisinya sangat terjepit. Disuruhnya istrinya untuk mencari sesuatu untuk keluarganya. Maka berkunjunglah ia ke rumah seorang saudagar dan meminta sesuatu yang dapat dimakan keluarganya.
Saudagar kaya itu berkata: “Ya, asal kamu
menyerahkan tubuhhmu kepadaku.”
Perempuan itu diam dan pulang ke
rumahnya. Dia melihat anak-anaknya berteriak, “Ibu, ibu kami akan mati. Karena kelaparan,
berilah kami apa saja yang bisa kami makan.”
Perempuan itu kembali lagi kepada
saudagar dan menceritakan padanya mengenai anak-anaknya. Saudagar itu berkata: “Adakah keinginanku kau penuhi?”
Perempuan itu mengangguk: “Ya.”
Waktu saudagar itu hanya berdua
dengannya, gemetarlah semua persendian perempuan itu, seakan-akan semua anggota
tubuhnya lepas dari tempatnya.
Saudagar itu berkata: “Ada apa kau ini?”
Dia menjawab: “Sesungguhnya
aku takut kepada Allah.”
Maka berkatalah saudagar itu: “Engkau dengan
keadaan fakir seperti ini masih takut kepada Allah, apalagi aku harus lebih takut
daripada engkau.”
Menyingkirlah saudagar itu
darinya dan memenuhi kebutuhannya. Dia pun pulang dengan membawa banyak makanan
yang nikmat untuk anak-anaknya dan bergembiralah mereka.
Lalu Allah SWT menurunkan wahyu
kepada Nabi Musa AS: “Katakanlah
kepada Fulan bin Fulan (saudagar tersebut diatas) bahwa Aku telah mengampuni
dosa-dosanya.”
Datanglah Nabi Musa AS dan berkata: “Mungkin engkau telah mengerjakan kebaikan dalam hubungan antara
kamu dengan Tuhanmu.”
Berceritalah dia tentang kisah di
atas kepada Nabi Musa, maka Nabi Musa berkata: “Sesungguhnya Allah SWT benar-benar telah mengampuni dosa-dosamu
yang telah lalu.” Demikianlah
cerita ini disebutkan dalam kitab Mujama’il-Laatha’if
Diriwayatkan pula dari Nabi Muhammad SAW, sesungguhnya beliau berkata: “Sesungguhnya Allah SWT
berfirman, ‘Tidak
Aku kumpulkan pada seorang hamba-Ku dua buah rasa takut dan tidak juga dua buah
rasa aman’.
Barangsiapa yang takut kepada-Ku di dunia, maka Aku beri rasa aman di akhirat
dan barangsiapa yang merasa aman dari-ku maka akan Aku beri masa takut besok
hari kiamat.”
Allah SWT berfirman: “Maka janganlah kamu takut
kepada manusia dan takutlah kepada-Ku.”
(QS.Al-Maidah:44)
Dan berfirman dalam ayat yang
lain: “Karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu
benar-benar orang-orang yang beriman.” (QS.Ali
Imran:75)
Umar RA pernah terjatuh dalam keadaan pingsan karena takut ketika dia
mendengar sebuah ayat Al-Qur’an. Dia juga pernah mengambil jerami pada suatu
hari, lalu berkata: “Alangkah
baiknya kalau aku dahulu adalah jerami dan bukan sesuatu yang di sebut-sebut
(manusia), alangkah baiknya bila ibuku tidak melahirkan aku.” Menangislah dia sepuas-puasnya, sehingga air
yang mengalir dari matanya membentuk dua buah garis hitam pada wajahnya.
Bersabda Nabi Muhammad SAW: “Tidak
akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada
air susu kembali ke dalam tempat aslinya.”
Dalam kitab Daqa’iqul Akhbar diterangkan,
bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat, beratlah timbangan
kejahatannya dan dia diperintahkan untuk dibawa ke neraka. Sebuah rambut dari
rambut-rambut matanya berbicara, katanya: “Ya Tuhanku, Rasul-Mu Muhammad SAW pernah bersabda, ‘Barangsiapa menangis karena
takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan matanya itu dari neraka’. Padahal sesungguhnya aku menangis
karena takut kepada Engkau.”
Akhirnya Allah mengampuni hamba
itu dan menyelamatkannya dari neraka berkat sehelai rambutnya yang pernah
menangis karena takut kepada Allah di dunia. Malaikat Jibril AS mengumumkan: “Telah selamat Fulan bin Fulan
karena sehelai rambut.”
Dan disebutkan dalam kitab Bidayatul-Hidayah,
ketika hari kiamat tiba, didatangkanlah Jahanam dengan mengeluarkan suaranya,
suara nyala api yang mengerikan. Semua umat menjadi berlutut karena sedih
menghadapinya.
Allah SWT telah berfirman: “Kamu lihat (pada hari itu)
setiap umat berlutut. Yakni merangkak dengan lututnya.”
“Setiap umat dipanggil untuk (melihat) catatannya.” (QS.Al-Jatsiyah:28)
Ketika mereka telah datang di neraka, mereka mendengar kegemarannya dan
gemuruh nyala apinya dari jarak perjalanan lima ratus tahun.
Setiap orang termasuk para Nabi akan berkata: “Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya
Tuhan)”, kecuali Nabi pilihan Muhammad SAW. Beliau akan berkata: “Umatku,
umatku.” Keluarlah api dari neraka Jahim seperti gunung-gunung, umat
Muhammad berusaha menghalanginya dan berkata: “Hai api, Demi hak orang-orang yang khusyu’
dan demi hak orang-orang yang berpuasa, kembalilah kamu”. Tetapi api
tetap tidak mau kembali. Malaikat Jibril mengumumkan: “Sesungguhnya api itu menuju umat Muhammad SAW.”
Kemudian dia membawa semangkuk
air dan Rasulullah SAW meraihnya, serta Jibril berkata: “Hai Rasulullah, ambillah air ini dan
siramkanlah padanya.” Beliau menyiramkannya pada api itu dan
padamlah seketika. Nabi Muhammad SAW bertanya: “Air apa ini?” Jawab Jibril AS: “Ini adalah air
mata-air mata durhaka dari umatmu yang menangis karena takut kepada Allah,
sebelum tidak ditemukannya air mata.”
“Wahai kedua mataku, hendaklah engkau menangisi dosaku telah
berserakan umurku dari tanganku dan aku tidak tahu.”
Dalam sebuah hadits dari Nabi Muhammad SAW : “Tiada seorang pun hamba mukmin yang keluar
dari kedua matanya air mata sebesar kepala lalat karena takut kepada Allah SWT
dan mengenai permukaan wajahnya yang akan disentuh api neraka untuk
selama-lamanya.”
Diceritakan, dari Muhammad bin Al-Mundzir, bahwa kalau dia menangis dia
akan mengusapkan air mata itu pada wajah dan jenggotnya dan berkata: “Telah sampai
kepadaku riwayat bahwa sesungguhnya api neraka tidak akan menyentuh / menjilat
tempat yang dilinangi air mata.” Maka seharusnyalah bagi seorang
mukmin takut dari siksa Allah dan mencegah dirinya dari keinginan hawa nafsu.
Allah SWT telah berfirman: “Adapun orang yang melampaui
batas dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah
tempat tinggalnya. Adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan
menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tempat
tinggalnya.” (QS.An-Nazi’at:37-41)
Dan barangsiapa yang ingin selamat dari siksa Allah dan memperoleh
pahala dan rahmat-Nya, hendaklah bersabar atas penderitaan-penderitaan dunia,
bersabar atas taat kepada Allah dan menjauhi maksiat.
Di dalam kitab Zuhrur-Riyadh
diterangkan, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Ketika ahli surga masuk ke surga, Malaikat-malaikat menjemput
mereka dengan segala macam kebaikan dan kenikmatan. Dipasang mimbar-mimbar dan
diberi hamparan serta disuguhkan bermacam-macam makanan dan buah-buahan. Kemudian
dengan kenikmatan-kenikmatan ini mereka mengalami kebingungan.”
Berfirmanlah Allah SWT: “Hai hamba-hamba-Ku, mengapa kalian
kebingungan?”
Mereka menjawab: “Sesungguhnya kami
mempunyai-perjanjian yang sekarang benar-benar telah datang waktunya.”
Allah SWT berfirman kepada para
Malaikat: “Angkatlah tabir
yang menutup wajah-wajah itu.”
Malaikat-malaikat berkata: “Ya Tuhan kami, mengapa mereka
melihat-Mu?, padahal mereka orang-orang yang durhaka.”
Allah SWT berfirman: “Angkatlah tabir-tabir itu,
karena mereka adalah orang-orang yang zikir, sujud dan menangis di dunia karena
mengharap bertemu Aku.”
Diangkatlah tabir-tabir itu dan
mereka bisa melihat Allah, lalu bersujudlah mereka kepada Allah SWT.
Allah SWT berfirman: “Angkatlah kepala-kepalamu,
karena disini bukanlah tempat beramal, tetapi tempat kemuliaan.”
Allah tampak di mata mereka dengan tidak bisa digambarkan bagaimana? Dia
berfirman dengan keramahan kepada mereka: “Selamat bagimu wahai hamba-hamba-Ku, Aku telah benar-benar
ridha padamu, lalu apakah engkau telah ridha kada-Ku?”
Mereka menjawab: “Mengapa kami
tidak ridha Ya Tuhan kami?. Engkau telah memberi kami apa yang tidak pernah
terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga dan tidak pernah
terlintas di hati manusia.”
Demikian itu adalah firman Allah
SWT: “Allah ridha
terhadap mereka dan merek ridha kepada-Nya.”
(QS.Al-Bayyinah:8)
Dan Allah SWT berfirman: “Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS.Yasin:58)
2. Takut Kepada Allah
3. Sabar dan Sakit
4. Riyadhan dan Kesenangan Nafsu
5. Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
6. Kelengahan
7. Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
8. Tobat
9. Kecintaan
10. Rindu
11. Taat Kepada Allah, Mencintai-Nya dan Mencintai utusannya Nabi Muhammad SAW
12. Iblis dan Siksanya
13. Amanat
14. Menyempurnakan Shalat Dengan Khudu’ dan Khusyu’
15. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar
16. Setan
17. Amanat dan Tobat
18. Keutamaan Kasih Sayang
19. Khusyu’ dalam Shalat
20. Menggunjing dan Mengadu Domba
21. Zakat
22. Zina
23. Silatur Rahmi dan Hak-hak Kedua Orang Tua
24. Berbakti Kepada Orang Tua
25. Zakat dan Kekikiran
26. Angan-angan yang Muluk
27. Menjalankan Taat dan Meninggalkan Perbuatan Haram
28. Ingat Mati
29. Beberapa Langit dan Jenis-jenis yang berbeda
30. Kursi dan Arasy, Malaikat Muqorrobin, Rezeki dan Tawakal
31. Di Dalam Menginggalkan Duniawi dan Tercelanya Apa yang Ada Di Dalamnya
32. Tercelanya Dunia
Artikel Menarik yang lainnya:1. Takut
2. Takut Kepada Allah
3. Sabar dan Sakit
4. Riyadhan dan Kesenangan Nafsu
5. Kemenangan Nafsu dan Permusuhan Setan
6. Kelengahan
7. Lupa Kepada Allah, Kefasikan dan Kemunafikan
8. Tobat
9. Kecintaan
10. Rindu
11. Taat Kepada Allah, Mencintai-Nya dan Mencintai utusannya Nabi Muhammad SAW
12. Iblis dan Siksanya
13. Amanat
14. Menyempurnakan Shalat Dengan Khudu’ dan Khusyu’
15. Amar Ma’ruf dan Nahi Mungkar
16. Setan
17. Amanat dan Tobat
18. Keutamaan Kasih Sayang
19. Khusyu’ dalam Shalat
20. Menggunjing dan Mengadu Domba
21. Zakat
22. Zina
23. Silatur Rahmi dan Hak-hak Kedua Orang Tua
24. Berbakti Kepada Orang Tua
25. Zakat dan Kekikiran
26. Angan-angan yang Muluk
27. Menjalankan Taat dan Meninggalkan Perbuatan Haram
28. Ingat Mati
29. Beberapa Langit dan Jenis-jenis yang berbeda
30. Kursi dan Arasy, Malaikat Muqorrobin, Rezeki dan Tawakal
31. Di Dalam Menginggalkan Duniawi dan Tercelanya Apa yang Ada Di Dalamnya
32. Tercelanya Dunia
No comments:
Post a Comment